Jumat 04 Jun 2021 02:41 WIB

Dinas Kesehatan Kota Cilegon Temukan 21 Kasus Baru HIV/AIDS

Jumlah temuan HIV/AIDS itu tergolong cukup tinggi karena itu harus diwaspadai

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Petugas kesehatan memberikan penjelasan mengenai virus HIV kepada pasien saat berlangsungnya pemeriksaan HIV gratis di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta, Kamis (3/12/2020). Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka Hari AIDS Sedunia tahun 2020 yang diperingati setiap tanggal 1 Desember.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Petugas kesehatan memberikan penjelasan mengenai virus HIV kepada pasien saat berlangsungnya pemeriksaan HIV gratis di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta, Kamis (3/12/2020). Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka Hari AIDS Sedunia tahun 2020 yang diperingati setiap tanggal 1 Desember.

REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON - Petugas di Bidang pencegahan dan pengendalian penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Cilegon, Banten menemukan 21 kasus baru HIV/AIDS yang menjangkit warga setempat. Kasus ditemukan berdasarkan laporan dari sejumlah pusat layanan kesehatan baik Puskesmas maupun rumah sakit.

Kepala Seksi pencegahan dan pengendalian penyakit menular Dinas Kesehatan Kota Cilegon Sri Rejeki menyatakan jumlah temuan itu tergolong cukup tinggi karena itu harus diwaspadai. "Ditemukan sebanyak 21 kasus temuan baru HIV /AIDS. Bahkan jumlah itu baru ditemukan terhitung sejak awal tahun hingga pada April 2021, di mana pada tahun sebelumnya total kasus HIV/AIDS mencapai 78 kasus," katanya.

Baca Juga

Dengan adanya temuan baru itu, maka jumlah orang terjangkit HIV/AIDS di Kota Cilegon hingga April 2021 sebanyak 99 kasus orang. Guna menekan angka penyebaran HIV/AIDS, Dinas Kesehatan Kota Cilegon menggandeng pihak terkait dan melatih kader-kader untuk bisa melakukan penjangkauan terhadap populasi berisiko atau orang-orang yang rentan dengan HIV/ AIDS.

Golongan berisiko ini seperti ibu hamil, warga binaan pemasyarakatan, pengguna narkoba jarum suntik, waria, pekerja seks, pasien tuberculosis, laki suka laki, dan orang dengan penyakit infeksi menular seksual (IMS).

"Jadi sebelumnya kita ada penjangkau dari hasil kerja sama dengan sejumlah lembaga tapi sekarang kan sudah berakhir. Makanya kita minta lagi penjangkau itu bersama kader untuk kita latih agar bisa melakukan penjangkauan kepada populasi yang memang rentang tertular HIV/ AIDS," tambah Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement