Kamis 03 Jun 2021 20:24 WIB

Remaja Penikmat Rokok di UAE Terus Meningkat

Hal ini termasuk kecanduan terhadap rokok elektrik atau vape.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Remaja Penikmat Rokok di UAE Terus Meningkat.
Foto: picpedia.org
Remaja Penikmat Rokok di UAE Terus Meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Para ahli menyebut jumlah anak muda di Uni Emirat Arab dan Timur Tengah yang merokok saat ini semakin meningkat. Hal ini termasuk kecanduan terhadap rokok elektrik atau vape.

Dilansir dari Al Arabiya, dokter di seluruh Emirates memperingatkan sifat berbahaya dari produk tembakau. Bertepatan dengan peringatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bagi kaum muda agar tidak merokok dan rokok elektrik pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang diperingati setiap tahun pada 31 Mei.

Baca Juga

Kampanye WHO yang sedang berlangsung bertujuan memberikan pesan kontra-pemasaran untuk memberi kaum muda fakta tentang tembakau dan rokok elektrik. Konsultan hematologi dan ahli onkologi medis di Rumah Sakit Khusus Burjeel, Sharjah, UEA Amr Hassan mengatakan konsumsi tembakau di seluruh dunia sedang menurun karena kampanye anti-merokok global. Namun, hal yang sama tidak dapat dikatakan untuk UEA dan Timur Tengah yang lebih luas.

“Penggunaan tembakau dan rokok di dunia berkurang secara global terutama karena negara-negara tertentu seperti Amerika Serikat telah bekerja keras mengurangi penggunaan tembakau dan produk tembakau sebanyak mungkin,” katanya.  

 

Namun sayangnya, di beberapa bagian dunia seperti Timur Tengah dan UEA, penggunaan produk tembakau meningkat, terutama di kalangan dewasa muda dan remaja. Dia mengatakan ini terutama berlaku untuk rokok elektrik dan produk vaping, yang katanya sering dianggap sebagai pintu gerbang untuk merokok. Sebuah teori yang didukung oleh banyak penelitian di seluruh dunia.

“Produk tembakau seperti penggunaan hookah atau shisha, penggunaan rokok elektronik, dan vaping telah mengalami kenaikan drastis dengan peningkatan yang signifikan di kalangan dewasa muda dan remaja,” kata dokter Hassan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement