Kamis 03 Jun 2021 12:28 WIB

OJK: Korporasi Pilih Pinjam Lewat Pasar Modal

Korporasi menilai suku bunga perbankan saat ini masih tinggi.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut banyak korporasi yang lebih memilih pembiayaan melalui pasar modal daripada perbankan selama pandemi Covid-19.
Foto: Antara/Galih Pradipta
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut banyak korporasi yang lebih memilih pembiayaan melalui pasar modal daripada perbankan selama pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut banyak korporasi yang lebih memilih pembiayaan melalui pasar modal daripada perbankan selama pandemi Covid-19. Hal ini disebabkan tingginya suku bunga dari perbankan.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan sebanyak 55 perusahaan yang menggalang pendanaan dari pasar modal dengan nilai emisi dari penawaran efek sebesar Rp 53,35 triliun.

Baca Juga

"Pasar modal lebih positif karena sekarang lebih murah dibandingkan mengambil kredit bunga (perbankan), sehingga sekarang switching ke pasar modal," ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR seperti dikutip Kamis (3/6).

Menurutnya penggalangan dana dilakukan melalui pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO), penawaran umum terbatas (PUT) atau rights issue, penerbitan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), penawaran umum berkelanjutan (PUB) EBUS tahap I dan PUB EBUS Tahap II.

“Di luar itu, masih ada 83 perusahaan yang tercatat pipeline yang akan menerbitkan efek dengan total nilai Rp81,26 triliun, sehingga kami yakin di pasar modal ini yang jelas di depan mata tahun ini Rp 134,6 triliun,” ucapnya.

“Dari yang sudah  issued dan di pipeline dan akan ada emiten-emiten baru. Pasar modal ada ruang untuk memberikan pembiayaan ke sektor riil ke depan," tambahnya.

Per kuartal satu 2021 pertumbuhan kredit perbankan ditopang oleh bank buku IV dan Bank Pembangunan Daerah (BPD). Menurutnya penurunan suku bunga kredit perbankan selama pandemi Covid-19 juga tidak menimbulkan dampak signifikan terhadap pertumbuhan kredit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement