Kamis 03 Jun 2021 11:09 WIB

Manfaat Jaringan 5G, dari Hiburan Sampai Operasi Jarak Jauh

Jaringan 5G akan melahirkan berbagai skenario baru inovasi di banyak industri.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
 Seorang pria terlihat di belakang logo 5G di stan Foxconn di? Light Of The Internet Expo? selama Konferensi Internet Dunia di Wuzhen, Provinsi Zhejiang, China, 23 November 2020.
Foto: EPA-EFE/ALEX PLAVEVSKI
Seorang pria terlihat di belakang logo 5G di stan Foxconn di? Light Of The Internet Expo? selama Konferensi Internet Dunia di Wuzhen, Provinsi Zhejiang, China, 23 November 2020.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Lahirnya teknologi baru selalu berujung pada munculnya berbagai inovasi baru di tengah kehidupan masyarakat. Kini, pergerakan teknologi yang terus melaju ke era 5G, sudah di depan mata. Berbagai peluang dan potensi di masa depan pun siap dihadirkan oleh teknologi konektivitas generasi ke lima ini.

Lektor Kepala, Kelompok Keahlian Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ridwan Effendi mengatakan, jaringan 5G bermanfaat untuk penggunaan dalam tiga kelompok bidang. Pertama adalah extended broadband. "Yang sering dipakai untuk internet kecepatan tinggi adalah lifestyle dan entertainment," ujar Ridwan saat dihubungi Republika.co.id, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Kedua, mission critical. Jaringan 5G, menurutnya, memungkinkan penggunaan aplikasi-aplikasi mission critical tanpa penundaan. Misalnya, untuk telemedicine.

Dengan hadirnya jaringan 5G, akan memungkinkan dokter di Jakarta ikut mengawasi operasi terhadap pasien di Surabaya dengan aplikasi telemedicine. Contoh lainnya adalah konsultasi dengan dokter. Pasien akan bisa berkonsultasi dengan dokternya tanpa waktu jeda yang banyak.

"Jadi, delay-nya itu bisa sangat kecil, bisa sampai beberapa milidetik saja," katanya.

Contoh lain yang juga terkait mission critical, adalah kendaraan yang dikemudikan secara realtime dengan pengendalian jarak jauh, yaitu kendaraan otonom atau autonomous vehicle. Tidak boleh ada jeda yang tinggi ketika mengoperasikan autonomous vehicle.

Ketiga, perkembangan massive internet of things (IoT). Ridwan mengatakan, hal ini masih ada hubungannya dengan mission critical, tetapi lebih diutamakan pada sensornya. Misalnya, sensor lampu lalu lintas, sensor lampu kendaraan, dan sensor lingkungan. "Jadi masing-masing sensor itu diberi dengan IoT sehingga dia bisa terkoneksi ke pusat secara terpadu. Jadi, lebih di utamakan ke sensornya bukan pengendaliannya," ujarnya.

Mission critical dan massive IoT pun bisa diterapkan di bidang pertanian. Contohnya, informasi cuaca yang diperoleh, informasi penanam an tanaman, waktu panen, dan jenis tumbuhan yang ditanam.

Semua informasi tersebut bisa didapatkan dengan cepat. Lalu, petani juga bisa memonitor lahan pertaniannya, misalnya untuk menentukan penyemprotan hama dan level kadar air di tanah pertanian. Dengan konektivitas 5G, pengendalian penyemprotan dapat dilakukan secara real time dan dari jarak jauh.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement