Kamis 03 Jun 2021 08:12 WIB

WHO: 200 Ribu Warga Palestina Butuh Bantuan Kesehatan

WHO menyatakan konflik di Jalur Gaza memperburuk krisis kemanusiaan

Rep: Lintar Satria / Red: Nur Aini
Mahmoud Al-Masri, 14, berdiri untuk potret di kamar tidurnya yang rusak ketika serangan udara menghancurkan gedung tetangga sebelum gencatan senjata yang menghentikan perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel, Rabu, 26 Mei 2021 , di Beit Hanoun, Jalur Gaza.
Foto: AP/John Minchillo
Mahmoud Al-Masri, 14, berdiri untuk potret di kamar tidurnya yang rusak ketika serangan udara menghancurkan gedung tetangga sebelum gencatan senjata yang menghentikan perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel, Rabu, 26 Mei 2021 , di Beit Hanoun, Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pejabat dari PBB dan Palang Merah Internasional telah mengunjungi Jalur Gaza setelah wilayah yang dikepung Israel itu dibom selama 11 hari. Mereka meninjau dampak kerusakan terhadap rumah, sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur penting lainnya.

Pihak berwenang kesehatan Gaza mencatat serangan Israel yang dimulai pada 10 Mei lalu menewaskan 254 warga Palestina termasuk 66 anak-anak. Sementara, 12 orang meninggal dunia termasuk dua orang anak-anak akibat serangan roket dari Gaza.

Baca Juga

Dalam pernyataannya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan seluruh wilayah Palestina 'membutuhkan bantuan kesehatan yang mengejutkan'. WHO mengatakan konflik bulan lalu mendorong banyak masyarakat terpaksa mengungsi dan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah lama berlangsung.

"Lebih dari 77 ribu orang terpaksa mengungsi di dalam negeri dan sekitar 30 fasilitas kesehatan rusak," kata WHO dalam pernyataannya seperti dikutip Aljazirah, Kamis (3/6).

WHO mengatakan jumlah orang yang membutuhkan bantuan kesehatan di seluruh wilayah pendudukan Palestina termasuk di Tepi Barat naik hingga hampir 200 ribu orang. Organisasi kesehatan PBB mengatakan situasinya sangat bergejolak.

"WHO masih khawatir dan mendesak akses tanpa hambatan untuk bantuan kemanusiaan dan pasokan penting yang berhubungan dengan pembangunan dan staf ke Gaza dan rujukan agar pasien dapat keluar dari Gaza kapanpun diperlukan," kata Perwakilan WHO Rik Peeperkorn.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement