Rabu 02 Jun 2021 18:11 WIB

Usai Perang Lawan Hamas, Israel Minta 1 Miliar Dolar ke AS

Graham menilai tak ada teman lebih baik bagi Amerika Serikat selain Israel

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Israel berlindung di bawah kendaraan lapis baja saat sirene membunyikan peringatan roket masuk dari Jalur Gaza di dekat perbatasan Israel-Gaza selatan Israel, Kamis, 20 Mei 2021.
Foto: AP/Tsafrir Abayov
Tentara Israel berlindung di bawah kendaraan lapis baja saat sirene membunyikan peringatan roket masuk dari Jalur Gaza di dekat perbatasan Israel-Gaza selatan Israel, Kamis, 20 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Senator Amerika Serikat (AS) Lindsey Graham mengumumkan bahwa Israel akan meminta tambahan 1 miliar dolar AS bantuan Amerika untuk mengisi kembali sistem pertahanan roketnya. Permintaan ini diumumkan setelah perang belum lama ini di Gaza dengan Hamas.

Graham mengindikasikan langkah AS yang lebih banyak untuk Israel. Seperti diketahui, Israel merupakan penerima bantuan AS terbesar. Graham juga menyerukan Kongres dan pemerintahan saat ini untuk menyetujui permintaan Israel untuk lebih banyak dana.

Baca Juga

Otoritas Israel telah menerima 3,8 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan militer AS setiap tahun. "Setiap kali seseorang mencoba untuk menghancurkan Israel, respons kami adalah lebih banyak bantuan," kata Graham seperti dikutip laman Middle East Eye, Rabu (2/6).

Seruan untuk lebih banyak bantuan AS datang pada hari yang sama ketika pemerintah Israel melaporkan penghitungan ekspor militer tertinggi pada 2020 sebesar 8,3 miliar dolar AS.

Sementara itu jajak pendapat baru-baru ini oleh Arab American Institute menunjukkan bahwa kebanyakan orang Amerika menentang bantuan tak terbatas kepada Israel.

Permintaan untuk lebih banyak uang pembayar pajak AS kemungkinan akan memicu oposisi dari Demokrat sayap kiri dan menguji kekuatan pendukung Israel di Washington di tengah meningkatnya kritik terhadap kebijakan Israel terhadap Palestina.

Pada Selasa, Graham berjanji untuk memimpin upaya untuk mengamankan bantuan tambahan di Kongres setelah Pentagon secara resmi menerima permintaan tersebut dalam beberapa hari mendatang.

Senator itu bertemu dengan pejabat tinggi Israel pekan ini, termasuk dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Di tengah laporan bahwa saingan politik Netanyahu berada di puncak pembentukan pemerintahan koalisi yang akan menyingkirkannya dari kekuasaan, Graham mengatakan hubungan Washington dengan Israel tidak akan terpengaruh oleh politik internal negara itu.

"Pemerintah mungkin berubah dalam beberapa hari ke depan, terus terang. Tapi satu hal (yang) tidak akan berubah adalah hubungan antara Israel dan Amerika Serikat," kata Graham, Selasa.

"Tidak ada teman yang lebih baik bagi Amerika Serikat selain Israel, dan Bibi telah menjadi salah satu pemimpin terkuat di dunia selama 15 tahun terakhir," ujarnya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement