Rabu 02 Jun 2021 17:28 WIB

Ini Alasan Vaksinasi Lansia di Garut Baru Capai 2 Persen

Dinkes Kabupaten Garut menyebut vaksinasi Lansia baru difokuskan usai Lebaran

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pemkab Garut menggelar vaksinasi massal di dua titik yakni Gedung Art Center dan Sarana Olahraga (SOR) Ciateul. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut mencatat baru sekitar 2 persen dari total sekitar 205 ribu lansia yang menjalani vaksinasi. Rendahnya progres vaksinasi kepada lansia di Garut itu disebabkan pelaksanaan baru fokus dilakukan setelah Lebaran.
Foto: Diskominfo Garut
Pemkab Garut menggelar vaksinasi massal di dua titik yakni Gedung Art Center dan Sarana Olahraga (SOR) Ciateul. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut mencatat baru sekitar 2 persen dari total sekitar 205 ribu lansia yang menjalani vaksinasi. Rendahnya progres vaksinasi kepada lansia di Garut itu disebabkan pelaksanaan baru fokus dilakukan setelah Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dinas Kesehatan Kabupaten Garut mencatat baru sekitar 2 persen dari total sekitar 205 ribu lansia yang menjalani vaksinasi. Rendahnya progres vaksinasi kepada lansia di Garut itu disebabkan pelaksanaan baru fokus dilakukan setelah Lebaran. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surachman mengatakan, pihaknya baru menerima instruksi pelaksanaan vaksinasi kepada lansia pada momen menjelang Ramadhan. Sementara itu, ketika itu fokus sasaran vaksinasi adalah pelayan publik. 

"Kita diskusikan dengan petugas di puskesmas. Ternyata ada beberapa lansia yang keberatan vaksinasi bulan puasa karena terkait keyakinan," kata dia saat dihubungi Republika, Rabu (2/6).

Menurut dia, meski sudah terdapat fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan vaksinasi tak membatalkan puasa, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut tak bisa memaksakan vaksinasi. Sebab, pemaksanaan itu justru akan menjadi presenden buruk ke masyarakat. 

Karena itu, Asep mengatakan, vaksinasi kepada lansia baru mulai efektif dilakukan setelah Lebaran. Selama Ramadhan, petugas vaksinator hanya melakukan vaksinasi kepada lansia dari kaalangan non-Muslim, yang notabene jumlahnya tak banyak. Baru setelah Lebaran, vaksinasi kepada lansia baru difokuskan.

"Jadi tidak fair kalau vaksinasi kepada lansia di Garut dibandingkan dengan kabupaten/kota lain. Pelaksanaan vaksinasi lansia di Bandung Raya misalnya, dilakukan lebih dulu. Sementara Garut ada di fase kedua," ujar dia.

Selain itu, lanjut dia, kendala yang membuat vaksinasi kepada lansia berjalan lambat adalah distribusi vaksin ke Garut terbatas. Karenanya, pelaksanaan vaksinasi menjadi terambat. 

Namun, Asep mengatakan, pihaknya telah menerima distribusi 31 ribu vaksin. Vaksin itu langsung disebarkan ke seluruh puskesmas di Kabupaten Garut, yang diprioritaskan untuk lansia.

Menurut dia, saat ini, seluruh puskesmas di Kabupaten Garut telah serentak melakukan vaksinasi kepada lansia. Meski per hari ini baru 2 persen lansia yang menjalani vaksinasi, progresnya disebut terus meningkat. 

"Beberapa puskesmas juga ada yang membuat terobosan dengan melakukan door to door dan datang ke RW-RW," kata dia. Asep menambahkan, pihaknya juga berencana untuk memberikan hadiah tertentu kepada lansia yang bersedia menjalani vaksinasi, seperti yang dilakukan di daerah lain. Dengan begitu, minat lansia untuk menjalani vaksinasi akan semakin meningkat.

Kendati demikian, menurut dia, sejauh ini animo lansia di Kabupaten Garut untuk melakukan vaksinasi sudah cukup tinggi. Namun, ia mengingatkan, masyarakat masih perlu terus diedukasi terkait vaksinasi. Sebab, masih banyak beredar informasi menyesatkan terkait vaksinasi.

"Kita juga perlu bantuan dari semua pihak untuk mencegah beredarnya berita hoaks terkait vaksin," ujar Asep.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement