Rabu 02 Jun 2021 12:20 WIB

Pakar HAM PBB Kutuk Serangan Terhadap Warga Arab di Israel

Israel didesak untuk sepenuhnya melindungi semua warganya tanpa diskriminasi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
 Orang-orang Arab Israel melakukan protes di sebelah kantor Polisi di Umm al-Fahm, barat laut Jenin, Distrik Haifa, Israel, 05 Februari 2021. Warga Arab di kota Umm al-Fahm telah mengorganisir protes selama hampir sebulan menentang kekerasan di komunitas Arab dan polisi Israel dan kebijakan pemerintah yang mereka klaim tidak cukup dalam memerangi kejahatan di sektor Arab.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Orang-orang Arab Israel melakukan protes di sebelah kantor Polisi di Umm al-Fahm, barat laut Jenin, Distrik Haifa, Israel, 05 Februari 2021. Warga Arab di kota Umm al-Fahm telah mengorganisir protes selama hampir sebulan menentang kekerasan di komunitas Arab dan polisi Israel dan kebijakan pemerintah yang mereka klaim tidak cukup dalam memerangi kejahatan di sektor Arab.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Seorang pakar hak asasi manusia PBB pada Selasa (1/6) mengutuk serangan terhadap minoritas penduduk Palestina yang tinggal Israel oleh kelompok sayap kanan. Mereka bertindak main hakim sendiri, termasuk para pemukim Israel.

Pelapor Khusus PBB untuk Masalah Minoritas Fernand de Varennes mengatakan serangan itu dilakukan dengan dukungan yang dilaporkan dari pasukan keamanan Israel. Dia mendesak Israel untuk sepenuhnya melindungi semua warganya tanpa diskriminasi.

Baca Juga

"Laporan kekerasan ekstrem sayap kanan dan penggunaan kekuatan yang tidak proporsional oleh aparat penegak hukum, telah menyebabkan beberapa kasus kekerasan terburuk terhadap warga Palestina di Israel," kata de Varennes dalam sebuah pernyataan dilansir Anadolu Agency, Rabu (2/6).

Warga Palestina di Israel, termasuk suku Badui, merupakan minoritas Arab yang mewakili sekitar 1,5 juta, atau 20 persen dari populasi. Mereka menghadapi diskriminasi di banyak daerah.

"Serangan-serangan ini telah dibagikan di media sosial dan platform semacam itu tampaknya telah digunakan oleh kelompok sayap kanan ekstrem untuk mengadvokasi kebencian yang merupakan hasutan untuk melakukan kekerasan dengan impunitas. Mereka mengumpulkan orang-orang untuk membawa senjata mereka dan menyerang warga Palestina,” kata de Varennes.

De Varennes mengatakan pengecualian dan diskriminasi telah terjadi selama beberapa dekade. Salah satunya termasuk pemisahan antara warga Arab dan Yahudi.

Mereka juga tidak mendapatkan perlakuan yang sama termasuk pemenuhan hak-hak sebagai warga. Hal ini telah berdampak besar pada minoritas Palestina. De Varennes menyebut tidak ada perlindungan dan tempat berlindung dari serangan bom di desa-desa Badui di Naqab, yang telah meningkatkan ketidakamanan minoritas Badui.

“Mengingat urgensi situasi tersebut, saya menyerukan kepada Pemerintah Israel untuk secara tegas mengutuk semua tindakan kekerasan, kebencian, dan diskriminasi terhadap warga Palestina Israel,” kata de Varennes.

De Varennes menuntut pihak berwenang Israel harus memastikan warganya segera menghentikan serangan. Dia menegaskan bahwa setiap orang harus mendapatkan perlindungan sepenuhnya tanpa bentuk diskriminasi. De Varennes mengatakan polisi Israel telah gagal melindungi semua penduduk dan warga negara tanpa diskriminasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement