Rabu 02 Jun 2021 00:55 WIB

Pengungsi Rohingya Protes Kondisi Kehidupan di Bangladesh

Sebagian besar dari mereka telah melarikan diri dari serangan brutal

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Andi Nur Aminah
 Pengungsi Rohingya menunggu di kapal angkatan laut untuk diangkut ke pulau terpencil di Teluk Benggala, di Chittagong, Bangladesh, Selasa, 29 Desember 2020.
Foto: AP/Mahmud Hossain Opu
Pengungsi Rohingya menunggu di kapal angkatan laut untuk diangkut ke pulau terpencil di Teluk Benggala, di Chittagong, Bangladesh, Selasa, 29 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Ribuan pengungsi Rohingya menggelar aksi protes terhadap kondisi kehidupan di pulau pengungsian di lepas pantai Bangladesh. Tempat mereka saat ini tinggal setelah dipindahkan dari kamp-kamp besar di daratan.

Dilansir dari Aljazeera, sejak Desember, Bangladesh memang telah memindahkan 18 ribu dari 100 ribu pengungsi yang direncanakan ke pulau lumpur dataran rendah Bhashan Char dari wilayah Cox's Bazar. Di mana sekitar 850 ribu orang tinggal dalam kondisi yang jorok dan sempit di tempat sebelumnya.

Baca Juga

Sebagian besar dari mereka telah melarikan diri dari serangan militer brutal di negara tetangga yang mayoritas beragama Buddha, Myanmar pada tahun 2017. Pengungsin terjadi karena menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mereka dieksekusi dengan niat genosida.

Protes hari Senin melibatkan 4.000 orang. Polisi menyebut hal itu dan bertepatan dengan kunjungan inspeksi oleh pejabat dari badan pengungsi PBB (UNHCR).

“Rohingya yang berada di sana menjadi tidak terkendali saat perwakilan UNHCR mendarat (di pulau itu) dengan helikopter hari ini,” kata kepala polisi setempat Alamgir Hossain kepada kantor berita AFP

“Mereka memecahkan kaca di gudang dengan melemparkan batu. Mereka datang ke polisi. Permintaan mereka adalah mereka tidak ingin tinggal di sini,"tambahnya 

Seorang pria Rohingya mengkonfirmasi kepada AFP bahwa batu bata dilemparkan dan polisi mencegah mereka memasuki gedung tempat para pejabat UNHCR hadir. Seorang aktivis hak internasional mengatakan polisi menggunakan tongkat untuk membubarkan para pengunjuk rasa.  Mengutip sumber Rohingya, dia mengatakan beberapa pengunjuk rasa terluka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement