Selasa 01 Jun 2021 17:44 WIB

Godaan untuk Erick Thohir, Beli Inter Milan Lagi

Namun itu hal yang tidak mungkin dilakukan Erick Thohir untuk saat ini.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Endro Yuwanto
Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku saat ini begitu fokus dalam mengemban amanah sebagai seorang menteri. Hal ini Erick sampaikan saat diberikan pernyataan pilihan ke depan antara kembali menjadi Presiden Inter Milan atau menjadi Presiden Republik Indonesia saat podcast bersama Youtuber Deddy Corbuzier.

Erick tak menampik godaan memiliki kembali juara Serie A Liga Italia tersebut sangat menarik. Inter Milan kini sedang mengalami kesulitan finansial yang membuat pelatih Antonio Conte hengkang dari klub berjuluk il Nerazzurri tersebut.

Suning Group selaku pemilik Inter dikabarkan masih mencari investor baru guna menyelamatkan keuangan klub. Perusahaan asal Cina itu tengah berupaya mencari skema yang tepat agar bisa membayar berbagai utang perusahaan yang bakal jatuh tempo.

"Godaan ada, apalagi Inter menang (juara) godaan ada. Kami beli lagi, apalagi Conte baru dipecat," ujar Erick saat podcast bersama Deddy Corbuzier yang ditayangkan pada Selasa (1/6).

Namun, menurut Erick, hal tersebut merupakan hal yang tidak mungkin ia lakukan untuk saat ini. Pasalnya, Erick tengah mendapat tugas membantu perekonomian bangsa dalam menghadapi situasi pandemi lewat BUMN.

"Menurut saya hari ini semua lagi susah, pandemi masih terjadi. Kita mikir yang simpel-simpel saja, kita kerjakan yang ada dulu," ucap Erick.

Erick tak ingin fokusnya menangani BUMN terganggu dengan hal-hal yang tidak berkaitan. BUMN sebagai salah satu tulang punggung kekuatan bangsa, lanjut dia, sangat penting dalam membantu pemulihan ekonomi nasional.

Erick mengatakan, fokus pemerintah saat ini ialah menangani pandemi dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Ia menilai pandemi ini juga menjadi momentum bangsa dalam percepatan digitalisasi, mulai dari pendidikan hingga kesehatan. "Tiga sampai lima tahun ke depan itu masa krusial, pandemi belum tahu sampai kapan, kita harus manfaatkan momentum itu," tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement