Selasa 01 Jun 2021 16:27 WIB

Muhammadiyah: Nilai Luhur Pancasila Belum Terimplementasi

Nilai-nilai luhur Pancasila belum terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Hari Lahir Pancasila
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Hari Lahir Pancasila

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, menitipkan pesan di Hari Lahir Pancasila 1 Juni. Ia menyebut Pancasila sebagai Dasar Negara memiliki tiga aspek utama. Tiga aspek yang dimaksud adalah pengetahuan, nilai dan pengamalan. Sebagai pengetahuan, ia menyebut sebagian besar bangsa Indonesia memahami Pancasila.

"Akan tetapi, nilai-nilai luhur belum terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari. Realitas dalam kehidupan masyarakat, bahkan dalam penyelenggaraan negara, belum sepenuhnya sejalan dengan Pancasila," kata dia saat dihubungi Republika, Selasa (1/6).

Mengingat kondisi tersebut, ia memberi masukan agar semua pihak hendaknya berusaha secara tulus mewujudkan Pancasila sebagai dasar dan falsafah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Abdul Mu'ti menilai hal tersebut perlu dilakukan untuk mewujudkan Indonesia sebagai negeri yang adil dan makmur. Terlebih di masa pandemi seperti saat ini, ia menyebut perlu diamalkan nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan Indonesia.

 

Sebelumnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengatakan Pancasila yang menjadi dasar negara dan ideologi negara dikodifikasi dan konsensus nasional Pancasila 18 Agustus 1945.

Dengan pengalaman sejarah yang panjang pada era orde lama, orde baru dan setelah reformasi selama dua dasawarsa, lahirnya Pancasila bukan hanya ritual, seremonial, jargon dan retorika.

Ia mengajak seluruh warga bangsa mewujudkan Pancasila, terapkan Pancasila dalam kehidupan bernegara melalui seluruh institusi kenegaraan. Setiap pihak perlu  menjadikan setiap sila Pancasila dasar nilai.

Artinya, Pancasila benar-benar jadi dasar pijakan mengambil keputusan dan orientasi dalam kebijakan tersebut agar tetap berada di koridor Pancasila. "Pertentangan sering terjadi karena kebijakan-kebijakan negara itu tidak sejalan jiwa, alam pikiran dan moralitas Pancasila," kata Haedar, Selasa (1/6).

Tak hanya itu, Pancasila harus jadi pedoman hidup berbangsa bagi seluruh komponen dan warga bangsa, termasuk elit bangsa. Pancasila tidak cukup hanya dihafal, menjadi doktrin dan pemikiran, serta Pancasila harus kita praktekkan.

Warga bangsa, elit bangsa, dimanapun berada dan dalam posisi apapun harus jadi contoh teladan dalam mempraktekkan Pancasila. Menjadi insan-insan berketuhanan yang maha esa, berperikemanusiaan adil dan beradab, berpersatuan Indonesia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement