Selasa 01 Jun 2021 16:24 WIB

Keberpihakan pada Produk Lokal Kunci Kemandirian Bangsa

Indonesia memiliki kekuatan besar dari sisi market mengingat populasi penduduk besar

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Produk lokal Indonesia, (ilustrasi). Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, keberpihakan menjadi kata kunci dalam membangun kemandirian bangsa ke depan.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Produk lokal Indonesia, (ilustrasi). Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, keberpihakan menjadi kata kunci dalam membangun kemandirian bangsa ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, keberpihakan menjadi kata kunci dalam membangun kemandirian bangsa ke depan. Erick menyebut Indonesia memiliki kekuatan besar dari sisi market atau pasar mengingat populasi penduduk yang besar.

"Pasar kita jadi kekuatan yang selama ini kita tidak jaga, pasar kita dihajar habis-habisan. Ini yang menyebabkan kita hanya menjadi pengikut saja," ujar Erick saat podcast bersama Deddy Corbuzier yang ditayangkan pada Selasa (1/6).

Baca Juga

Erick mengatakan isu keberpihakan dalam produk lokal, pasar lokal, dan menciptakan rantai pasok terintegrasi menjadi fokus pemerintah. Kata Erick, pandemi yang terjadi saat ini menjadi momentum tepat dalam mempercepat penciptaan rantai pasok terintegrasi. Bagi Erick, kualitas produk lokal tidak kalah dengan produk luar seperti dari Cina. Persoalan utama Indonesia, kata Erick, terletak pada rantai pasok bahan baku. Erick menilai dengan ketersediaan bahan baku maka UMKM dapat naik kelas.

"Sekarang BUMN bersama swasta mulai bangun petrochemical seperti bahan baju, bahan plastik, minuman, kenapa mesti impor terus," ucap Erick.

Erick juga menyoroti kebijakan impor sejumlah komoditi Indonesia seperti beras. Erick menyebut persoalan utama impor bukan terletak pada kualitas produk lokal yang lebih buruk, melainkan tidak sinkronnya kebijakan antara impor dan produksi.

"Itu yang salah dan harus kita ubah. Pak Jokowi kemarin bilang, data tidak pernah menjadi satu. Oleh karena itu, program satu data nasional harus terjadi," kata Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement