Selasa 01 Jun 2021 10:51 WIB

Gubernur Tegur Bupati Kudus dan Dirut RSUD Loekmono Hadi

Gubernur melihat adalanya pelanggaran SOP dalam penanganan Covid-19

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (engah) saat meninjau Rumah Sakit darurat (RSD) Asarama Akbid Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (31/5). Gubernur minta Bupati Kudus dan Dirut RSUD Loekmono Hadi untuk mengevaluasi pelanggaran SOP penanganan yang terjadi di rumah sakit tersebut.
Foto: dok. Humas Prov Jateng
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (engah) saat meninjau Rumah Sakit darurat (RSD) Asarama Akbid Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (31/5). Gubernur minta Bupati Kudus dan Dirut RSUD Loekmono Hadi untuk mengevaluasi pelanggaran SOP penanganan yang terjadi di rumah sakit tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS--Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegur Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Abdul Azis Achyar serta Bupati Kudus, HM Hartopo, saat melakukan sidak penaganan Covid-19 di sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) dan fasilitas isolasi yang disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus, Senin (30/5).

Hal itu dilakukan setelah gubernur melihat terjadinya pelanggaran standar operasional dan prosedur (SOP) dalam penanganan Covid-19. Terlebih, hal itu ditemukan oleh gubernur di rumah sakit milik daerah dan menjadi rumah sakit rujukan bagi penanganan pasien Covid-19 di Kabupaten Kudus.

Saat mengunjungi dan melihat penanganan di RSUD Loekmono Hadi, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyempatkan untuk melihat ruang isolasi di rumah sakit ‘pelat merah’ tersebut. Namun ia kaget melihat sejumlah pasien Covid-19 ditunggui oleh keluarganya, di ruang isolasi tersebut.

Terlebih lagi, mereka juga tidak memakai APD lengkap saat berada dalam satu gedung dengan pasien Covid-19 tersebut. Bahkan Mereka terlihat duduk- duduk bersama keluarga pasien lain dan bahkan pasien Covid-19 tanpa mengedepankan protokol kesehatan.“Sampean ngapain pak, di situ, positif juga,” tanya gubernur kepada beberapa orang yang tampak sedang duduk- duduk dan bercengkerama di lorong tempat isolasi, RSUD Loekmono Hadi, Kudus.

Beberapa di antaranya segera menjawab pertanyaan gubernur dan mereka juga mengaku tidak terpapar Covid-19. Namun sedang menunggu anggota keluarganya yang menghuni ruang isolasi tersebut.

Jawaban itu membuat Ganjar semakin terkejut. Tak pelak ia  segera menegur Dirut RSUD Loekmono Hadi dan Bupati Kudus, Hartopo yang kebetulan juga ikut mendampingi kunjungannya.

Menurut gubernur, apa yang baru dilihatnya tersebut harus dievaluasi  manajemen rumah sakit milik Pemkab Kudus tersebut. Karena SOP-nya salah dan tindakan yang mengabaikan disiplin protokol kesehatan tersebut sangat membahayakan.

Sebab orang tidak positif berada dalam tempat yang sama dengan pasien yang positif Covid-19. Apalagi mereka membaur dalam satu ruangan tanpa melengkapi alat pelindung diri dan jga mengabaikan SOP pencegahan.“Ini kan bahaya, siapa yang bisa menjamin mereka tidak tertular Covid-19. Kalau seperti itu dibiarkan jumlah kasus Covid-19 justru akan semakin banyak dan tidak akan pernah berhenti melonjak,” tegasnya.

Kegusaran Ganjar tidak berhenti di RSUD Loekmono Hadi, saat meninjau rumah sakit darurat (RSD) di asrama mahasiswa Akademi Kebidanan (Akbid) Kudus, pemandangan yang sama juga masih dijumpai.

Dengan tegas, Ganjar pun meminta para pemangku kepentingan penanganan Covid-19 segera mengevaluasi dan memperketat lagi SOP pencegahan. “Saya minta bupati dan semua yang berwenang dalam penanganan Covid-19 di Kudus memperbaiki,” tambahnya.

“Tadi yang saya lihat itu semuanya bahaya, risiko penyebaran Covid-19 akan semakin besar. Maka saya minta dievaluasi langsung hari ini juga agar tidak menambah potensi penularan pada yang lain,” tandasnya.

Terlebih lagi, lanjut gubernur, faskes untuk pelayanan pasien Covid-19 di Kudus hampir penuh, ibat lonjakan kasus yang terjadi. Di RSUD Loekmono Hadi sendiri, pelayanannya juga sudah penuh.

Walaupun Dirut RSUD dan Bupati Kudus sudah menyiapkan tambahan ruang pelayanannya, kebiasaan yang memperbesar risiko penularan harus segera dihentikan. Daerah lain seperti Kota Semarang juga siap membantu, bahkan sudah ada pasien dari sini dikirim ke Semarang.

Semua daerah harus saling tolong menolong dalam rangka penanganan Covid-19 ini. Dari Pusat juga bantu, provinsi juga sudah ikut memberikan bantuan. “APD kami kasih, tenaga kesehatan tambahan kita kirim. “Tetapi evaluasi protokol kesehatan dan SOP Pencegahan di rumah sakit tersebut harus lebih baik lagi,” tegasnya.

Sebelumnya, gubernur melakukan pengecekan ke sejumlah fasilitas layanan kesehatan di Kabupaten Kudus, karena peningkatan kasus Covid-19 yang cukup tajam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement