Selasa 01 Jun 2021 06:48 WIB

Gobel: Selamatkan Garuda, Bangkitkan Spirit Seulawah Aceh

Kementerian BUMN harus bertindak cepat dan segera agar masalah tak berlarut-larut.

Rachmat Gobel
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Rachmat Gobel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel menyerukan kepada semua pihak untuk bergotong royong menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia. “Saat ini, bukan waktunya berdebat salah-benar. Sekarang waktunya cancut taliwondo menyelamatkan Garuda. Bangkitkan spirit Seulawah dari Aceh,” katanya, Senin 31 Mei 2021.

Saat ini, beredar rekaman video maupun audio Dirut Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra. Ia seperti sedang memberikan paparan kepada jajarannya. Ia menceritakan kondisi Garuda yang sedang dibelit masalah besar. 

Hal ini akibat dampak pandemi dan beban utang masa lalu. Karena itu, dia akan menawarkan program pengunduran diri secara massal untuk karyawannya. 

photo
Pesawat Garuda Indonesia GA 232 dari Jakarta, menjadi pesawat yang pertama kali tiba dan mendarat di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang, yang telah beroperasi kembali sejak Ahad (7/2) pukul 06.00 WIB. (istimewa)

 

Situasi ini, menyentuh Gobel untuk turun tangan mengetuk pintu hati semua rakyat Indonesia agar bersama-sama menyelamatkan Garuda. “Ini maskapai kebanggaan nasional. Garuda membawa nama bangsa dan negara. Jadi kita harus bersama-sama menyelamatkannya,” kata wakil rakyat dari Partai Nasdem dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Selasa (1/6).

“Jiwa Merah Putih saya tersengat dan bangkit. Kita berdosa pada para pendiri bangsa jika kita membiarkan Garuda tutup dan bangkrut,” kata Gobel.

Dia menilai, perlu langkah-langkah drastis dari manajemen untuk melakukan efisiensi, negosiasi dengan pihak lain yang menyewakan pesawat ke Garuda, maupun restrukturisasi utang serta suntikan khusus dari pemerintah. Tapi hal itu, dia nilai, tidak mencukupi. 

“Perlu langkah lain yang menyangkut jiwa nasionalistik kita sebagai bangsa, seperti dulu rakyat Aceh menyumbangkan pesawat Seulawah kepada pemerintah pusat di awal kemerdekaan. Kisah heroisme dan spirit Aceh ini harus dibangkitkan lagi,” kata Gobel.

Gobel mengaku, sebagai konsumen Garuda sangat nyaman menggunakan Garuda dibandingkan dengan menggunakan maskapai lain. “Di masa pandemi ini, Garuda konsisten menerapkan protokol kesehatan. Tidak semua kursi dijual, tapi sengaja dikosongkan. Hal ini berbeda dengan maskapai lain,” katanya. 

Hal ini menunjukkan bahwa Garuda sangat peduli pada keselamatan penumpangnya. “Karena itu, kita juga harus peduli kepada Garuda. Ini bukan sekadar soal konsumen dan penyedia jasa. Tapi ini soal nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan kita.”

Kepada para pemegang saham, Gobel meminta agar memberikan suntikan dana. “Tentu bagi yang tak mau menyuntikkan dana maka sahamnya terdelusi dengan sendirinya. Perlu ada ketegasan,” katanya. Kementerian BUMN, katanya, harus bertindak cepat dan segera agar masalah ini tak berlarut-larut. “Selain itu, perlu ada audit forensik terhadap kemungkinan ada korupsi dalam pengelolaan perusahaan atau ada kongkalikong dalam penyewaan pesawat sehingga sangat merugikan Garuda. Harus ada yang dimintakan pertanggungjawabannya,” katanya.

Lebih lanjut Gobel mengingatkan, ada beberapa hal yang harus dipahami dan diseriusi oleh bangsa Indonesia, khususnya kementerian BUMN yang menjadi pembina BUMN. Pertama, ada sejumlah BUMN yang menghadapi masalah serius yang perlu disehatkan kembali. Kedua, BUMN-BUMN strategis agar tetap dijaga karena menyangkut hajat hidup orang banyak atau bersinggungan dengan ketahanan nasional.

“Ini bukan semata soal bisnis. Jadi pemerintah, dalam hal ini kementerian BUMN jangan sekadar likuidasi atau suntik dana. Itu sih gampang. Ada hal-hal strategis yang harus menjadi pertimbangan. Di sini ada aspek kompetensi dan integritas pejabatnya yang menjadi semacam super CEO. Di situ tantangannya,” kata Gobel. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement