Selasa 01 Jun 2021 01:13 WIB

Kanada Kibarkan Bendera Setengah Tiang Hormati Pribumi

PM Kanada memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di semua gedung federal

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
(Ilustrasi) bendera Kanada
Foto: wikipedia.org
(Ilustrasi) bendera Kanada

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di semua gedung federal, termasuk Menara Perdamaian di Parlemen di Ottawa. Perintah ini diumumkan setelah 215 jenazah anak pribumi ditemukan di sekolah perumahan.

"Ini untuk menghormati 215 anak yang nyawanya diambil di bekas sekolah asrama Kamloops dan semua anak Pribumi yang tidak pernah pulang, para penyintas, dan keluarga mereka," ujar Trudeau, dilansir Aljazirah, Senin (31/5).

Baca Juga

Sebelumnya, para pemimpin masyarakat adat dan pihak lainnya telah meminta pemerintah untuk menurunkan bendera setengah tiang di seluruh Kanada. Permintaan ini diutarakan setelah First Nation di provinsi British Columbia (BC) mengumumkan bahwa sisa-sisa 215 jenazah anak pribumi telah ditemukan di situs Kamloops Indian Residential School.

“Sepengetahuan kami, anak-anak yang hilang ini adalah kematian yang tidak berdokumen,” kata Kepala Tk’emlúps te Secwépemc First Nation, Rosanne Casimir.

Penemuan ini telah memicu "rasa sakit dan trauma kolektif" bagi komunitas pribumi di seluruh Kanada. Hal tersebut sekaligus memicu seruan untuk tindakan nyata pemerintah dalam mengatasi pelanggaran hak historis dan berkelanjutan terhadap First Nations, Métis, dan Inuit. Pada 2015, Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Kanada menyimpulkan bahwa negara tersebut melakukan genosida budaya dengan sistem sekolah residensial yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

Sebelum Trudeau mengumumkan untuk menurunkan bendera setengah tiang pada Ahad (30/5), beberapa pemimpin lokal termasuk wali kota Ottawa dan Toronto mengumumkan mereka juga akan menurunkan bendera untuk menghormati anak-anak pribumi yang meninggal di sekolah perumahan Kamloops. Kota Merritt, British Columbia, mengatakan bahwa mereka akan menurunkan benderanya selama 215 jam untuk mengenang 215 jenazah anak pribumi.

“Kita harus menghadapi kenyataan dan mengakui bahwa kekejaman yang terkait dengan sekolah perumahan telah dilakukan di komunitas yang kita kenal dan cintai,” kata Wali Kota Linda Brown dalam sebuah pernyataan.

Antara tahun 1870-an dan 1990-an, lebih dari 150.000 anak-anak pribumi dipaksa untuk bersekolah yang dijalankan oleh gereja-gereja. Hal ini bertujuan untuk secara paksa mengasimilasi anak-anak pribumi ke dalam masyarakat kulit putih Kanada.

Anak-anak dipisahkan dari keluarganya dan dilarang berbicara dalam bahasa pribumi. Mereka banyak yang mengalami pelecehan fisik, psikologis dan seksual, serta penganiayaan lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement