Senin 31 May 2021 23:30 WIB

Bahlil: Target Investasi 2022 Naik 30 Persen

Bahlil: Target Investasi 2022 Naik 30 Persen

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjadi pembicara saat diskusi tentang investasi daerah yang digelar Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kalbar di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (27/5/2021). Kegiatan tersebut menyoroti strategi investasi untuk pembangunan daerah guna menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjadi pembicara saat diskusi tentang investasi daerah yang digelar Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kalbar di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (27/5/2021). Kegiatan tersebut menyoroti strategi investasi untuk pembangunan daerah guna menciptakan iklim investasi yang kondusif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan target investasi pada 2022 naik. Hal tersebut menurutnya sesuai dengan permintaan Presiden Joko Widodo.

“Target 2022 investasi kita itu sebenarnya Rp 985 triliun atau maksima 1.127 triliun tapi permintaan bapak presiden kepada kami menjadi 1.200 triliun, jadi naik 30 persen,” kata Bahlil dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (31/5).

Baca Juga

Dengan adanya peningkatan target investasi tersebut, Bahlil memohon dukungan dari pihak terkait. Termasuk juga dari para anggota dewan Komisi VI DPR agar target investasi tersebut tercapai.

“Karena ini dibutuhkan gizi yang kuat dan pelumas yang paten karena kalau tidak ini berdampak sistemik dalam pengelolaan bagaimana menyelesaikan investasi,” jelas Bahlil.

Sementara itu, target investasi tahun depan juga menurutnya akan lebih tinggi dari 2021 sebesar Rp 900 triliun. Bahlil mengatakan, realisasi investasi tahun ini hingga kuartal satu mencapai Rp 219 triliun yang kebanyakan berada di Pulau Jawa.

Dia manambahkan, saat ini modal dari asing (PMA) sudah membaik atau naik 51-52 persen dibandingkan 2020. “Untuk posisi Mei ini sudah ada Rp 2.964 triliun investasi yang sudah dapat izin dan dapat insentif fiskal tapi belum bisa dieksekusi. Jadi kami akan fokus pada investasi ini," ungkap Bahlil. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement