Senin 31 May 2021 15:02 WIB

Mengguncang Kembali Ekonomi Bali

Obat mujarab pemulihan ekonomi Bali adalah dukungan turis-turis domestik.

Wisatawan menikmati suasana senja di Pantai Kuta, Badung, Bali, Jumat (14/5/2021).
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Wisatawan menikmati suasana senja di Pantai Kuta, Badung, Bali, Jumat (14/5/2021).

Oleh : Elba Damhuri, Head of Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Bali sejak pandemi Covid-19 berbeda jauh dari sebelumnya. Jalanan di Legian Bali yang biasa padat dan macet, sekarang sepi dan superlancar. Bar-bar dan kafe-kafe yang biasa dipenuhi turis-turis asing kini mayoritas tutup. Jika kita jalan di sekitar Legian, hanya sedikit turis asing terlihat. Tak terdengar suara keras musik dari kafe atau bar.

Kondisi di Ubud juga hampir sama. Jika biasanya kita selalu bertemu banyak turis asing berjalan atau menonton pertunjukan tari Bali, setelah pandemi pemandangan itu seperti hilang ditelan bumi. "Saya enam bulan tidak kerja sejak pandemi meletus," kata Bli Kadek (35 tahun), rekan dan driver yang membawa saya keliling Bali.

"Sekarang, sekali seminggu bisa kerja saja sudah bagus."

Bandara Ngurah Rai pun yang biasanya crowded dan sesak, sekarang terlihat sepi. Dan, di kolam renang hotel tempat saya menginap--ini ketiga kalinya saya menginap di hotel ini sejak sebelum pandemi--yang jika pada pagi hari dipenuhi penghuni hotel yang berenang, saat ini sepi. Hanya satu-dua penghuni hotel yang berenang.

Lintasan lari dan jalan di belakang hotel yang menjorok ke Pantai Kuta juga tidak dipenuhi banyak orang. Bali--sama seperti daerah-daerah wisata lainnya di Indonesia--menghadapi masalah serius. Pandemi covid-19 telah menjungkirkan wisata dan ekonomi Bali.

"Jika ekonomi nasional mulai pulih pada kuartal satu 2021, tapi tidak ekonomi Bali," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho.

Pada kuartal I 2021, ekonomi Indonesia terkontraksi 0,74 persen, sedangkan ekonomi Bali negatif 9,85 persen. Bali mencatat angka tertinggi kontraksi ekonomi dibandingkan semua provinsi di Indonesia.

Jika daerah-daerah lain mengalami penurunan kontraksi cukup tinggi, Bali tidak. Kontraksi ekonomi Bali sebesar 11,06 persen pada kuartal II 2020 dan hanya turun tipis pada kuartal I 2021.

Jika kita bandingkan dengan Kalimantan Tengah (Kalteng), sebagai provinsi dengan ekonomi paling tertekan kedua setelah Bali, selisih kontraksinya cukup jauh. Kalteng hanya mencatat kontraksi 3,12 persen.

Bahkan, Provinsi DKI Jakarta yang menjadi barometer ekonomi nasional hanya membukukan 1,65 persen kontraksi ekonomi. Trisno Nugroho menegaskan Bali butuh pertolongan. Dari catatan BI, tekanan ekonomi di Bali ini tak lepas dari anjloknya kunjungan turis mancanegara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement