Ahad 30 May 2021 20:09 WIB

BRI Optimistis Capai Target Pertumbuhan Kredit

Aktivitas bisnis pelaku UMKM mengalami kenaikan dan optimisme mereka juga membaik

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Budi Raharjo
Gedung Bank BRI
Foto: Republika/Amin Madani
Gedung Bank BRI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk optimistis dengan target penyaluran kredit tujuh persen pada tahun ini. Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyampaikan BRI terus menunggu perkembangan semester I untuk bisa menetapkan apakah akan direvisi turun atau direvisi naik.  

"Tetapi kami masih optimis target kredit tujuh persen pada akhir tahun dapat tercapai, sebagaimana dengan hasil survei tiga bulanan BRI Micro & SME Index yang kami lakukan terkait indeks aktivitas dan optimisme bisnis," katanya pada Republika, Ahad (30/5).

Hasil survei menunjukkan bahwa aktivitas bisnis pelaku UMKM mengalami kenaikan dan optimisme mereka juga membaik. Selain itu, pelaku usaha juga meyakini bahwa pemerintah bisa mengelola ekonomi makro dengan baik.

Aestika mengatakan, portofolio pembiayaan sebesar Rp 40,05 triliun per Desember 2020 milik BRIsyariah telah dialihkan dari BRI ke Bank Syariah Indonesia (BSI). Sehingga portofolio kredit tersebut tidak terkonsolidasi lagi dengan BRI.

Hingga akhir Maret 2021 penyaluran kredit BRI masih tercatat sebesar Rp 914,19 triliun. Penopang utama penyaluran kredit BRI yakni kredit mikro sebesar Rp 360,03 triliun yang tumbuh 12,43 persen year on year. Secara umum, portofolio kredit UMKM BRI tercatat sebesar 80,60 persen dari seluruh kredit BRI. Angka ini lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu dimana komposisi kredit UMKM BRI tercatat 78,31 persen.

Secara keseluruhan BRI menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran tujuh persen hingga akhir tahun 2021. Khusus untuk segmen UMKM utamanya mikro, Aestika mengatakan optimistis mampu tumbuh di atas angka tersebut. "BRI menyasar sektor sektor yang selektif dan menunjukkan geliat pertumbuhan di saat pandemi, diantaranya adalah sektor pangan, pertanian, alat kesehatan dan obat obatan," katanya.

Saat ini, menurutnya, tantangan bukan dari aspek likuiditas namun bagaimana menumbuhkan dan menyalurkan kredit. Hasil perhitungan model ekonometrika, terdapat dua hal yang paling signifikan dan paling elastis terhadap pertumbuhan kredit.

Yang pertama adalah, konsumsi rumah tangga dan yang kedua adalah daya beli masyarakat. Oleh karenanya di tahun ini BRI berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis pemerintah dalam kaitannya penyaluran berbagai stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan tujuan meningkatkan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat yang pada ujungnya diharapkan mampu mengerek pertumbuhan dan permintaan kredit nasional.

Selain itu, strategi perseroan untuk terus tumbuh adalah dengan terus mencari sumber pertumbuhan baru di segmen UMKM, terutama segmen mikro yang menjadi fokus bisnis perseroan. Ke depan, BRI bahkan menyentuh segmen yang lebih kecil lagi yakni segmen ultra mikro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement