Ahad 30 May 2021 17:25 WIB

Dishub DKI Berencana Permanenkan Jalur Road Bike di JLNT

Anggota DPRD DKI mempertanyakan jalur sepeda yang menyasar pengguna sepeda balap.

Rep: Flori sidebang / Red: Ratna Puspita
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo
Foto: Republika/Flori Sidebang
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta  terus melakukan kajian dan evaluasi terhadap uji coba jalur sepeda balap atau road bike di Jalan Layang Non Tol (JLNT). Pemprov DKI berencana memberlakukan jalur itu secara permanen. 

Hingga kini, Pemprov DKI Jakarta masih melakukan uji coba terhadap jalur tersebut. "Tentu setelah uji coba ini melihat dari animo masyarakat yang demikian tinggi ada peningkatan dari para pengguna, tentu setelah ini kami akan bahas untuk dipermanenkan," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo, Ahad (30/5).

Baca Juga

Syafrin mengungkapkan, peningkatan jumlah pegiat sepeda balap mengalami peningkatan dibandingkan dengan saat uji coba pertama, Ahad (23/5) lalu. Selain itu, dia mengatakan, para pesepeda juga sudah semakin disiplin dalam menggunakan lintasan yang ada. 

"Hasil evaluasi memang untuk hari ini dibandingkan dengan minggu kemarin, terpantau para pegiat road bike ini ada peningkatan dan juga terlihat bahwa mereka mulai disiplin menggunakan lintasan ini," ujarnya.

Dihubungi terpisah, anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Dedi Supriadi mengapresiasi upaya Pemprov DKI untuk memberikan ruang bagi masyarakat dalam berolahraga, termasuk menyediakan jalur khusus road bike tersebut. Namun, Dedi menilai, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan pada jalur sepeda di JLNT Casablanca. 

Salah satunya adalah faktor keamanan dengan memerhatikan kekuatan angin di lokasi tersebut. "Apakah ada kemungkinan membahayakan? Atau ada ruas tertentu yang memang kekuatan angin cukup kencang, di sana bisa ditambahkan wind shield," ucap Dedi. 

Selain itu, sambung dia, ambulans pun harus disiagakan di lokasi terdekat jalur tersebut. Sehingga dapat segera menangani kecelakaan maupun keadaan darurat yang dialami oleh pesepeda. 

Menurut Dedi, pembagian lajur dan pemasangan rambu terkait batas kecepatan pengguna road bike juga perlu dilakukan. "Kecenderungan pengguna sepeda balap adalah dengan kecepatan tinggi, sedangkan lebar JLNT sebenarnya tidak terlalu memadai. Maka perlu ada pengaturan dan pengingat kecepatan juga," tutur dia. 

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak justru mempertanyakan konsep pembuatan jalur sepeda itu. Ia menuturkan, awalnya upaya tersebut untuk mengurangi polusi. Namun, kini justru berfokus pada hobi yang menyasar pengguna sepeda balap atau road bike

"Sejak awal saya tidak mengerti konsep sepeda ini, apakah untuk mereka yang kerja, seperti sejak awal disebutkan untuk mengurangi polusi. Karena sekarang ini menjadi fokus ke hobi dengan sepeda high speed (road bike) yang otomatis berbahaya di jalan raya," ucap Gilbert.

Menurut anggota Fraksi PDIP DKI Jakarta itu, perlu ada perencanaan yang baik sebelum membuat jalur khusus sepeda, terutama konsep mengenai penggunaan sepeda. "Sehingga pertanyaan pertama adalah ini konsepnya bagaimana? Apakah sepeda mau jadi alat transportasi utama atau hanya musiman, atau hanya hobi. Saya melihat ini (pembuatan jalur sepeda) seperti suka-suka," jelas dia. 

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta mulai melaksanakan uji coba road bike di JLNT Casablanca yang menghubungkan Tanah Abang-Sudirman-Kampung Melayu, Ahad (23/5). Kegiatan tersebut dimulai dari pukul 05.00-08.00 WIB. Untuk menunjang pelaksanaan uji coba tersebut, Dishub DKI Jakarta juga menerapkan rekayasa lalu lintas. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement