Ahad 30 May 2021 15:12 WIB

Mentan-Menkop Gandeng IPB Wujudkan Korporatisasi Pertanian

Korporatisasi pertanian bertujuan membangun pertanian modern di berbagai daerah

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, serta Rektor IPB Arif Satria, panen melon di greenhouse Agribusiness and Technology Park (ATP) Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Ahad (30/5).
Foto: Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, serta Rektor IPB Arif Satria, panen melon di greenhouse Agribusiness and Technology Park (ATP) Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Ahad (30/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dan Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mendorong program korporatisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia diterapkan dalam sektor pertanian. Program ini akan didampingi oleh perguruan tinggi, utamanya Institut Pertanian Bogor (IPB) guna membangun pertanian modern di berbagai daerah dengan menggunakan varietas unggul dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen yang dikelola secara korporasi sehingga ada jaminan akses pemasaran dan pembiayaanya.

"Hari ini saya di IPB bersama dengan Menteri Koperasi tentu saja dalam kaitan kaitan mempersiapkan suatu konsepsi yang terukur, terencana secara sistematis. Artinya komoditas komoditas unggul hasil riset dan uji coba harus diangkat untuk menjadi sesuatu yang mungkin langsung bisa kita terapkan,"kata Mentan SYL saat diwawancarai usai panen melon di greenhouse Agribusiness and Technology Park (ATP) Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Ahad (30/5).

Baca Juga

Mentan SYL mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) dan perguruan tinggi akan bekerja sama dalam mengembangkan hulu hingga hilir sektor pertanian. Nantinya Kemenkop dan UKM bertugas dalam pembentukan kelembagaan dan off-farm dan Kementan akan melakukan budidaya dan peningkatan produktivitas dan perguruan tinggi akan mengkoordinir budidaya tersebut baik hulu maupun hilir.

"Saya nanti akan main di budidaya dan produktivitasnya sehingga besok akan ada varietas varietas tertentu apalagi untuk ekspor yang kita bedahi dari hulu sampai hilir dan itu yang kita hari ini kita lakukan di IPB," ucapnya seperti dalam siaran pers.

photo
Mentan Syahrul Yasin Limpo panen melon di greenhouse Agribusiness and Technology Park (ATP) Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Ahad (30/5). - (Kementan)

 

Lebih lanjut SYL mengatakan, sesuai arahan Presiden Jokowi terkait pelibatan perguruan tinggi dalam menciptakan inovasi produk khususnya produk pertanian akan terus ditingkatkan. Tentunya hal ini guna menciptakan sebuah terobosan baik di sisi hulu maupun hilir dengan teknologi pertanian yang maju atau menjawab kondisi kekinian.

"Kita perbaiki pascapanennya dengan teknologi sederhana tetapi mampu mengefisiensi loses sesudah itu tentu saja packing yang baik akan akan membuat pasar lebih baik. Tidak hanya itu, disana lah korporasi-korporasi pertanian bisa dilakukan kita modali bersama dengan Menteri Koperasi sehingga offtaker lebih dipermudah," jelasnya.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan akan fokus dalam pengembangan model bisnis di sektor pertanian dengan membentuk korporatisasi petani dari petani petani perorangan berskala sempit kemudian dioperasikan masuk skala ekonomi dan model bisnis. "Seperti ini perlu kita lakukan supaya petani nya juga bisa lebih memproduksi dengan menggunakan bibit-bibit yang sudah hasil riset yang bagus lalu juga terhubung dengan market dan pembiayaan," terang Teten.

Tidak hanya itu, lanjutnya, korporatisasi petani juga upaya dalam peningkatan ekspor. Selain itu, substitusi produk komoditas pertanian yang impor akan didorong untuk mengurangi ketergantungan pada produk yang tidak bisa diproduksi dalam negeri.

"Saya kira begitu, kita harapkan produk-produk petani itu bisa mensuplai pasar dengan stabil baik kualitasnya maupun juga kapasitas," kata Teten.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement