Ahad 30 May 2021 13:30 WIB

'Wafatlah Dalam Pelukanku, Cintaku...'

Sebuah cerita tentang kehidupan manusia

Sebuah kisah tentang kehidupan
Foto:

Oleh : Denny JA, Kolumnis/Akademisi/Konsultan Politik

Media besar memberitakan kisah Alexander dan Jeannete. Ada pula koran lokal yang memuat fotonya. 

Ini kisah di Connectitute, Amerika Serikat, tahun 2015.

Di foto itu, nampak Alexander dan Jeannette, berdua wafat di ranjang. Mereka wafat hanya berjarak beberapa jam saja, dalam suasana saling berpelukan.

Lalu anak anak, cucu bercerita. Ayah, Alexander wafat terlebih dahulu.

Ujar anaknya, cita cita ibu dan ayah sejak lama tercapai. Mereka hanya ingin wafat dalam pelukan pasangannya.

Ayah lebih dahulu wafat.

Anak yang lain bercerita. Ibu menangis tapi ditahan. Terasa  dalam sekali tangisan Ibu. Kepada anak- anak, Ibu berkata.  “Ini keinginan Ayahmu. Ia hanya ingin wafat dalam pelukan Ibu.”

Lalu Ibu meminta kami semua keluar ruangan. Keluar kamar. Kata  Ibu, Ia ingin sekejap saja hanya berdua dengan ayah.

Ketika kami keluar ruangan ujar anak lain, kami sempat mendengar Ibu berkata pada Ayah yang wafat: “Sayangku, tunggu aku di sana. Aku segera datang.”

Kami sudah menduga. Agaknya tak lama lagi ibu akan menyusul. Wafat. 

Selama 75 tahun mereka bersama. Selalu mesra. Seolah yang satu menjadi nyawa bagi yang lain.

Beberapa jam kemudian kami mengetuk pintu. Tapi tak ada suara. Ketika kami membuka pintu, ibu sudah wafat menyusul Ayah. Posisi mereka sedang berpelukan. 

Foto dalam posisi wafat bersama sambil berpelukan itu yang dipublikasi di beberapa media lokal.

-000-

Kisah Alexander dan Jeannette, 75 tahun bersama, lalu wafat hampir berbarengan, sambil berpelukan, segera menjadi percakapan luas di sana.

Mengapa kisah ini heboh? Karena memelihara hubungan cinta yang panjang, yang bertahan lama, apalagi hingga ajal menjelang, hubungan cinta yang bahagia, itu sesungguhnya mimpi banyak orang. 

Tak mudah memelihara hubungan cinta yang panjang terutama di dunia barat. Lihatlah data perceraian.

Di Amerika Serikat, tempat Alexander dan Jeannette hidup, angka perceraian mencapai hampir 46 persen.

Artinya, 1 dari 2 pernikahan di sana berakhir cerai.  Tapi ada 4 negara lain yang lebih parah lagi. (3)

Tingkat perceraian paling tinggi di Luxembergh: 85 persen. Kedua di Spanyol: 65 persen. Perancis ke 3: 55 persen. Di susul Rusia dan Amerika Serikat; 51 persen dan 46 persen.

Inilah peradaban modern. Di dunia barat, yang berlimpah kekayaan ekonomi. Yang berlimpah ilmu pengetahuan. Yang berlimpah teknologi tinggi. Ternyata tak mudah bagi mereka di peradaban sana membina hubungan cinta jangka panjang.

Tak heran kisah Alexander dan Jeannette menjadi isu.

-000-

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement