Sabtu 29 May 2021 19:36 WIB

Santripreneur Indonesia Gelar Pelatihan di DKI Jakarta

Pelatihan itu dibarengi dengan  peluncuran Gerobak UMKM Mie Ayam. 

Santripreneur Indonesia menggelar pelatihan dan peluncuran Gerobak UMKM Mie Ayam  di Jakarta, Sabtu (29/5).
Foto: Dok santripreneur Indonesia
Santripreneur Indonesia menggelar pelatihan dan peluncuran Gerobak UMKM Mie Ayam di Jakarta, Sabtu (29/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Santripreneur Indonesia menggandeng PT Timah menyelenggarakan pelatihan dan peluncuran Gerobak UMKM Mie Ayam di DKI Jakarta. Sebanyak 30 orang santripreneur DKI Jakarta yang terpilih dari 100 pendaftar berhak mengikuti pelatihan dan peluncuran gerobak tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Neo Mangga Dua Squarem, Sabtu (29/5).

H  Muhammad Asrori, koodinator Santripreneur Indonesia DKI Jakarta – Jawa Barat menceritakan sejarah tentang sahabat Nabi, Abdurrahman Bin Auf, orang kaya yang dijanjikan surga karena kegemarannya bersedekah. 

“Kami ingin mengajak sahabat sekalian agar menjadi mukmin yang kaya. Memang uang bukan segalanya, namun banyak hal yang membutuhkan uang. Kita harus mampu mengelola sumber daya alam sehingga kita mendapatkan manfaatnya,” kata Asrori seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Inisiator Santripreneur Indonesia, KH. Ahmad Sugeng Utomo atau yang akrab dipanggil Gus Ut, mengemukakan, Santripreneur Indonesia memiliki jaringan yang luas di seluruh Indonesia. Selain itu, ada cabang Santripreneur Indonesia di 18 negara. Santripreneur Indonesia menyediakan seribu business  plan berbasis UMKM bagi masyarakat Indonesia. Harapannya adalah masyarakat menjadi mudah jika ingin membuka bisnis yang sudah terstruktur.

“Semua doa pasti akan dijawab oleh Allah SWT. Tidak akan tidak dijawab. Hanya saja belum waktunya. Kesuksesan kita tergantung dengan apa yang kita prasangkakan. Maka dari itu mari kita ubah mindset bahwa usaha kita akan berkembang dan sukses,” jelasnya. 

Gus Ut menambahkan, dalam menjalankan bisnis, haruslah melakukan kolaborasi dan mengembangkan networking ke berbagai penjuru. "Sebuah usaha yang tidak melakukan kolaborasi akan sulit untuk bertahan mengikuti zaman yang cepat berubah," ujarnya. 

Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa, yang pernah bertugas sebagai dirut PT Sarinah sekaligus salah satu pembina Santripreneur Indonesia turut memberikan arahan kepada peserta pelatihan. Ia  menyampaikan bahwa para peserta sangat beruntung mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan pelatihan seperti ini.

“Peran BUMN adalah mendukung produk hasil inovasi para santripreneur agar bisa mentas ditingkat dunia, produk para santripreneur dapat dijual ke luar negeri,” paparnya.

KH  Abdullah Affas, PWNU DKI Jakarta, menyampaikan sambutannya bahwa dalam perjalanan hidup harus bermanfaat dan ini merupakan modal utama untuk menjadi santripreneur.

“Ketika kita ingin menjadi santripreneur atau santri yang berwirausaha modal kekuatan kita ada tiga yakni, sedekah jariyah diartikan sebagai jaringan. Kedua ilmu yang bermanfaat yang didapatkan dari majelis ilmu seperti pelatihan. Yang ketiga adalah doa anak saleh, makna filosofinya dalam ranah santripreneur adalah bermanfaat untuk orang banyak.” jelasnya.

Materi tentang digital marketing disampaikan oleh  Eko Purwanto selaku Dewan Penyelaras Ekonomi Santripreneur Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan mulai pukul 09.00 dan selesai puku 15.00 dan diakhiri dengan mencicipi produk mie ayam Santripreneur Indonesia. Kegiatan dilaksanakan berdasarkan protokol kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement