Sabtu 29 May 2021 03:58 WIB

Jepang Perpanjang Darurat Covid Hingga Jelang Olimpiade

Tokyo dan sembilan wilayah lain di Jepang saat ini berada di bawah perintah darurat

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Maskot Olimpiade Tokyo 2020 Miraitowa berpose dengan tampilan Simbol Olimpiade setelah upacara pembukaan simbol di Gn. Takao di Hachioji, Jepang, 14 April 14, 2021, untuk menandai 100 hari sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo 2020.
Foto: EPA-EFE/KIM KYUNG-HOON
Maskot Olimpiade Tokyo 2020 Miraitowa berpose dengan tampilan Simbol Olimpiade setelah upacara pembukaan simbol di Gn. Takao di Hachioji, Jepang, 14 April 14, 2021, untuk menandai 100 hari sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jepang akan memperpanjang keadaan darurat Covid-19 di Tokyo dan daerah lain, Jumat, hingga satu bulan sebelum Olimpiade. Langkah ini kemungkinan akan memicu kekhawatiran tentang apakah Olimpiade dapat diadakan dengan aman.

Tokyo dan sembilan wilayah lain di negara itu saat ini berada di bawah perintah darurat yang sebagian besar melibatkan penutupan bar dan restoran lebih awal dan melarang mereka menjual alkohol. Keadaan darurat tersebut seharusnya berakhir pada akhir Mei. Namun pemerintah Jepang saat ini mengatakan perlu lebih banyak waktu untuk mengendalikan gelombang keempat infeksi virus corona.

Baca Juga

Jumlah kasus Covid-19 terus meningkat, menurut Yasutoshi Nishimura, menteri yang bertanggung jawab atas penanggulangan virus corona. "Mempertimbangkan situasi ini, kami yakin perlu untuk memperpanjang keadaan darurat," ujar Nishimura dikutip dari AFP, Jumat.

Panel penasihat pemerintah menyetujui perpanjangan hingga 20 Juni. Perpanjangan berlaku kurang lebih satu bulan sebelum Olimpiade, yang telah setahun ditunda karena pandemi, dimulai pada 23 Juli. Langkah tersebut dilakukan karena publik Jepang masih sangat menentang penyelenggaraan Olimpiade.

Dalam beberapa pekan terakhir, pengusaha terkemuka hingga surat kabar yang mensponsori Olimpiade menyerukan agar acara tersebut dibatalkan. Namun, penyelenggara dan pejabat Jepang mengatakan Olimpiade akan terus berlanjut, dengan tetap mengikuti buku pedoman yang mengatur protokol keamanan.

Ketua Persatuan Dokter Jepang Naoto Ueyama memperingatkan Olimpiade dapat memunculkan jenis baru virus corona Olimpiade Tokyo dan mendesak pembatalan untuk mencegah bencana. Kepala Asosiasi Medis Tokyo, Haruo Ozaki, organisasi dengan lebih dari 20.000 anggota, mengatakan penyelenggara minimal harus melarang kehadiran penonton.

Penonton dari luar negeri telah dilarang dan keputusan penonton domestik diharapkan diumumkan akhir bulan depan. Dalam keadaan darurat saat ini, tempat olahraga di Jepang diizinkan untuk menampung 5.000 penonton atau kapasitas 50 persen.

Para pejabat telah mencoba untuk menyampaikan pesan Olimpiade berlanjut dan akan aman. Baru-baru ini par apejabat mengumumkan sebagian besar orang di desa Olimpiade akan divaksinasi.

Terlepas dari survei dan respons negatif terhadap Olimpiade, protes terhadap acara tersebut cenderung menarik hanya beberapa lusin orang. Tim softball Australia diharapkan tiba pekan depan untuk memulai pelatihan di Jepang dan atlet Jepang serta staf Olimpiade akan mulai menerima vaksin mulai 1 Juni.

Mereka akan melewati antrean dalam proses vaksinasi yang dinilai lambat di Jepang. Suntikan vaksin saat ini hanya tersedia untuk pekerja medis dan orang tua. Lebih dari enam persen populasi sejauh ini telah menerima dosis pertama, dengan kurang dari 2,5 persen yang telah divaksinasi penuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement