Jumat 28 May 2021 21:00 WIB

UMKM Suplier Industri Otomotif Perlu Perhatian Pemerintah

Suplier spare part industri otomotif ikut terdampak pandemi covid-19.

Penjual knalpot dan aksesori modifikasi sepeda motor melayani calon pembeli di kawasan Kampung Melayu, Jakarta, Jumat (19/3/2021). Maraknya razia knalpot racing atau bising oleh pihak kepolisian berdampak pada turunnya penjualan knalpot aftermarket (suku cadang pengganti yang dibuat oleh perusahaan selain produsen asli kendaraan) yang memiliki suara bising.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Penjual knalpot dan aksesori modifikasi sepeda motor melayani calon pembeli di kawasan Kampung Melayu, Jakarta, Jumat (19/3/2021). Maraknya razia knalpot racing atau bising oleh pihak kepolisian berdampak pada turunnya penjualan knalpot aftermarket (suku cadang pengganti yang dibuat oleh perusahaan selain produsen asli kendaraan) yang memiliki suara bising.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri otomotif menjadi salah satu industri yang terkena dampak pandemi corona. Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara mengatakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang memproduksi spare parts juga harus mendapat perhatian.

Kukuh mengungkapkan bahwa ada sebanyak lebih dari 1000 suplier part atau komponen untuk sebuah kendaraan itu juga harus diperhatikan industri."Untuk satu buah mobil itu kira-kira membutuhkan 7000-8000 komponen dan itu kan dibuat oleh pabrikan dan ada 1000 suplier untuk memasok kebutuhan part otomotif, pada saat pandemi mereka drop," kata Kukuh Kumara pada saat video conference, Jumat (28/5).

Baca Juga

Ekonomi yang tidak stabil membuat banyak dari industri UMKM yang memproduksi komponen menjadi tidak tertolong."Yang besar kan pasti bisa bertahan. Yang kita harus jaga itu ada yang UMKM yang pas-pasan, dan kita selalu berdiskusi dengan pemerintah untuk menyelamatkan dan memperhatikannya," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Institute Development on Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan  kendala terbesar bagi pelaku UMKM adalah biaya untuk meningkatkan skala yang lebih besar dan lebih luas. "Masalah dan kendala yang dimiliki UMKM, pertama terkait dengan ekonomi yang dipengaruhi oleh kemampuan modal dan pengusaha UMKM untuk bisa mengembangkan skalanya," ucap dia.

Tidak hanya untuk masalah produksi, rantai masalah itu masih akan terjadi pada saat pengemasan dan juga pengiriman. "Selain modal utama untuk sebuah produksi, merek juga harus memikirkan untuk biaya pengemasan dan juga pengiriman yang tidak sedikit memakan biaya, jika saja mereka melakukan pengiriman secara tidak penuh satu kontainer maka harga juga akan pasti mahal dan berbeda jika pengiriman full satu kontainer itu akan lebih murah," jelas dia.

Kendati demikian, industri otomotif sudah menunjukkan kebangkitan yang baik dari hantaman badai COVID-19 yang terjadi sejak Maret 2021 yang lalu. Hal itu, juga dikarenakan efek dari adanya relaksasi PPnBM 0 persen terhadap sejumlah kendaraan.

Selain itu, para anggota dari Gaikindo juga aktif untuk menjalankan penjualan secara digital maupun pameran yang dilakukan secara digital. Selama pandemi, banyak anggota Gaikindo yang menjalankan penjualan secara virtual.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement