Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adam Kusuma

Mengenal Logika berpikirnya Mikhail Bakunin & Landasan berpikir Kelompok Anarki

Politik | Friday, 28 May 2021, 16:09 WIB

Dalam teori politik konsep mengenai anarkisme merupakan sesuatu paling banyak mengalami pergeseran makna dari konsep awal anarkisme tersebut. Pada dasarnya anarkisme merupakan sebuah ide tentang kehidupan manusia yang hidup tanpa adanya intervensi dari kekuasaan mana pun. Manusia dapat hidup dan menentukan tujuan hidupnya sendiri tanpa adanya intervensi dari mana pun seperti lingkungan sosial maupun yang lebih luas seperti negara secara langsung maupun tidak langsung dengan kekuasaannya.

Dalam lingkungan sosial, kita bisa melihat seperti keluarga yang di mana sang ayah sebagai kepala keluarga mempunyai kekuatan untuk memberikan aturan keluarga untuk anggota keluarganya demi tujuan kebaikan. Namun, karena tujuan kebaikan tersebut itulah sang kepala keluarga tersebut akan memiliki kecenderungan melakukan tindakan represif untuk dapat membuat keluarganya terhindar dari masalah jika anggota keluarganya tidak menaati aturan yang dia buat, dia akan berlindung dari kata-kata “ini demi kebaikan keluarga kita, makanya saya melakukan ini, bukan untuk menjerumuskan”. Ini seperti memakai perisai untuk melakukan penyerangan, perisai pada dasarnya digunakan untuk bertahan bukan untuk menyerang.

Oleh karena itu jika seseorang dalam kelompok kecil maupun besar diberi kekuasaan akan memiliki kecenderungan merusak walaupun itu persentasenya kecil dan secara tidak langsung karena manusia memiliki kepentingan pribadinya masing-masing. Seperti yang dikatakan Lord Acton bahwa “Kekuasaan akan cenderung merusak, kekuasaan yang absolut sudah pasti merusak”. Itupun juga dapat terjadi pada konteks yang lebih luas seperti sebuah negara. Oleh karena itu, anarkisme akan tetap eksis selama tidak ada manusia yang mengatasnamakan kebaikan untuk menindas seseorang dan bahkan yang hingga secara terang-terangan menindas seseorang. Penindasan pada dasarnya dilakukan karena dia memiliki kekuasaan. Oleh karena itulah kelompok anarki tidak menyukai sistem yang sangat otoriter dan memaksa yang akan berkecenderungan menindas. Bahkan lebih radikal lagi, seperti menurut Bakunin yang ingin membuat negara tanpa memiliki kekuasaan, negara yang dimaksud ialah hanya sebagai tempat tinggal masyarakat di sana dan tidak lebih dari itu.

Mikhail Bakunin berpandangan bahwa kehidupan manusia dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kekuasaan dan biarkanlah masyarakat lah yang menentukan aturan untuk mereka sendiri secara tertulis sesuai kesepakatan maupun tidak tertulis. Contonya seperti aturan mencuri di lingkungan warga, biarlah warga setempat yang mengurus pencuri tersebut tanpa memasukan si pencuri tersebut ke penjara. Karena si pencuri tersebut akan mendapatkan hukuman secara fisik maupun secara mental dari warga setempat sesuai dengan kerugian yang diterima oleh korban pencurian tersebut. Karena dengan begitu, si pencuri akan merasa sadar akan tindakan yang dia lakukan tersebut.

Dan yang menjadi keheranan penulis sampai saat ini ialah, apakah yang dilakukan bakunin setelah melihat pencuri yang dipukuli warga setelah mencuri barang seseorang? Apakah bakunin akan mengatakan bahwa warga tersebut telah melakukan penindasan terhadap pelaku pencurian tersebut?. Karena si pencuri tersebut telah kehilangan moralnya sehingga warga setempat memiliki kekuasaan untuk memukuli pelaku pencurian tersebut sebagai orang yang paling hina. Oleh karena itu, menurut bakunin sistem tanpa adanya kekuasaan akan lebih baik daripada sistem kekuasaan yang absolut yang sudah pasti merusak. Seperti yang dikatakan bakunin “kebebasan tanpa sosialisme ialah ketidak adilan akan tetapi, sosialisme tanpa kebebasan merupakan perbudakan dan kebrutalan”.

Bisa kita simpulkan bahwa anarkisme secara filosofi bukan menyerang individu atau masyarakat, bukan merusak fasilitas publik atau dan lain-lain. Melainkan mereka menyerang sistem yang otoriter atau yang absolut di sebuah negara yang melakukan penindasan terhadap rakyatnya.

Adam Kusuma.

Mahasiswa Administrasi Publik, FISIP UMJ.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image