Jumat 28 May 2021 17:06 WIB

Pesawat CN235-220, Produk Andalan BUMN Industri Pertahanan

Pesawat CN235-220 sudah banyak diekspor ke banyak negara.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Dwi Murdaningsih
Pesawat terbang CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) terparkir pada acara Ferry Flight di Hanggar Fixed Wing PTDI, Kota Bandung, Jumat (19/3). PT Dirgantara Indonesia melalui sebagian pendanaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dengan skema National Interest Account (NIA) melakukan ekspor satu unit pesawat terbang CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) ke Senegal. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pesawat terbang CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) terparkir pada acara Ferry Flight di Hanggar Fixed Wing PTDI, Kota Bandung, Jumat (19/3). PT Dirgantara Indonesia melalui sebagian pendanaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dengan skema National Interest Account (NIA) melakukan ekspor satu unit pesawat terbang CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) ke Senegal. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI Gita Amperiawan mengatakan pesawat udara CN235-220 merupakan salah satu produk andalan BUMN industri pertahanan. Kata Gita, pesawat yang memiliki banyak keunggulan ini merupakan besutan PTDI yang telah banyak diekspor ke mancanegara.

"Pesawat udara CN235-220 MPA ini memiliki beberapa keunggulan yakni dapat lepas landas dengan jarak yang pendek, dengan kondisi landasan yang belum beraspal dan berumput, mampu terbang selama 8 jam dengan sistem avionik glass cockpit, autopilot dan adanya winglet di ujung sayap agar lebih stabil dan irit bahan bakar," ujar Gita dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (28/5).

Baca Juga

Gita mengatakan lesawat udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft juga dilengkapi dengan Tactical Console (TACCO), 360 o Search Radar dengan bekerja sama dengan beberapa OEM sebagai penyedia Mission System yang kemudian diintegrasikan pada CN235-220. Dengan spesifikasi ini, pesawat dapat mendeteksi target yang kecil sampai 200 NM (Nautical Mile) dan Automatic Identification System (AIS). Selain itu, pesawat ini juga dilengkapi sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal, sehingga dapat diperoleh posisi objek yang mencurigakan.

Kata Gita, pesawat udara CN235-220 MPA ini dilengkapi pula dengan Forward Looking Infra Red (FLIR) untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan target. Pesawat ini juga mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi, baik dalam kondisi siang maupun malam hari.

Gita menyebut pesawat terbang CN235 juga dilengkapi dengan berbagai mission sesuai konfigurasi yang dibutuhkan, antara lain Angkut Militer, Cargo, Paratroop, Medevac, Patroli Maritim, bahkan VIP.

Gita menyampaikan PTDI telah berhasil memproduksi dan mengirimkan pesawat CN235 sebanyak 69 unit untuk customer dalam negeri maupun luar negeri. Totalnya, di seluruh dunia ada 286 unit populasi pesawat CN235 series.

"Saat ini PTDI merupakan satu-satunya industri manufaktur pesawat terbang di dunia yang memproduksi pesawat CN235," ungkap Gita.

Gita mengatakan saat ini BUMN industri pertahanan sedang menyongsong terbentuknya holding undustri pertahanan.  BUMN yang tergabung di dalam Holding Industri Pertahanan antara lain PT Len Industri (Persero) yang fokus pada C5ISR Platform beserta MRO dan solusi integrasi 3 matra (interoperability) melalui Network Centric Warfare.

Ada pula PT Pindad (Persero) yang fokus pada platform matra darat, MRO dan penyediaan senjata serta munisi. PT Dirgantara Indonesia (Persero) fokus pada platform matra udara dan MRO. PT Pal Indonesia (Persero) fokus pengembangan matra laut dan MRO. PT DAHANA (Persero) fokus pada pengembangan produk energetic material (bahan peledak/propelan) untuk seluruh matra pertahanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement