Jumat 28 May 2021 15:15 WIB

Puluhan Juta Vaksin Covid-19 Menganggur di AS

Pemerintahan Biden bersikeras bahwa jumlah dosis yang terbuang di AS sangat rendah

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Di depan bendera Amerika, perawat Lillian Wirpsza, kiri, memberikan vaksin COVID-19 kepada Shylee Stewart, perawat persalinan dan persalinan di Rumah Sakit Universitas George Washington, Senin, 14 Desember 2020 di Washington.
Foto: AP/Jacquelyn Martin/AP Pool
Di depan bendera Amerika, perawat Lillian Wirpsza, kiri, memberikan vaksin COVID-19 kepada Shylee Stewart, perawat persalinan dan persalinan di Rumah Sakit Universitas George Washington, Senin, 14 Desember 2020 di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Puluhan juta dosis vaksin Covid-19 tidak terpakai di Amerika Serikat (AS). Pejabat federal mengatakan kepada gubernur negara bagian bahwa awal pekan ini hingga 53 juta dosis masih menunggu untuk dipesan oleh negara bagian.

Surplus vaksin di pemerintah pusat ini belum menghitung jumlah yang masih belum tersalurkan di lokasi vaksinasi dan apotek di negara bagian seperti Wyoming, Idaho, Mississippi, Louisiana, dan Alabama yang memiliki tingkat vaksinasi terendah.

Baca Juga

"Kami sekarang memiliki persediaan yang dapat dibagikan, yang kami khawatirkan akan habis masa berlakunya," kata Gubernur Arkansas, Asa Hutchinson, dalam panggilan telepon bersama gubernur lain kepada Gedung Putih melalui panggilan telepon pada Selasa (25/5).

Pemerintahan Joe Biden bersikeras bahwa jumlah dosis yang terbuang di AS sangat rendah dan sebagian besar pasokan tidak berisiko kadaluwarsa. Namun, gagasan tentang peningkatan surplus vaksin adalah dilema baru bagi Gedung Putih.

Dengan hampir 60 persen orang Amerika yang memenuhi syarat memiliki satu suntikan dosis vaksin, kecepatan vaksinasi itu telah dipotong setengah dalam enam pekan terakhir menjadi 1,7 juta sehari. Penasihat utama presiden untuk tanggapan federal Covid-19 Andy Slavitt mengatakan pemerintah sedang bekerja untuk mengelola lebih ketat pasokan vaksin. Namun, dia mengisyaratkan fokus utama untuk saat ini akan tetap pada imunisasi setiap warga AS menggunakan klinik keliling dan memvaksinasi orang di mal dan sekolah.

"Kita akan mengalami akumulasi surplus yang memalukan ini," kata direktur Pusat Kebijakan Kesehatan Global di Pusat Kajian Strategis dan Internasional, Stephen Morrison dikutip dari ABC News.

Morrison memperkirakan sebanyak 30 persen warga AS akan menolak vaksin sepenuhnya. Dia mengatakan perhatian utama tim Biden akan memastikan pemulihan AS tahan lama sebelum mengalihkan pasokan.

"Pada saat yang sama, kami memiliki api yang berkobar di luar perbatasan kami yang harus mereka tangani atau mereka akan kembali dan menggigit kami," kata Morrison.

Potensi kelebihan pasokan ini datang ketika negara-negara termiskin di dunia masih menunggu vaksin untuk melindungi pekerja perawatan kesehatan dan lansia. Hanya 0,3 persen dari pasokan vaksin untuk negara-negara berpenghasilan rendah.

Pemerintahan Biden telah menjanjikan 4 miliar dolar AS kepada upaya vaksin global, Covax, dan berjanji untuk menyumbangkan 20 juta dosis vaksin yang saat ini tersedia di AS pada akhir Juni. Sebagian kecil dari 800 juta yang menurut AS dibeli dari Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson. AS juga berencana mengekspor 60 juta dosis AstraZeneca, vaksin yang digunakan di luar negeri tetapi belum disetujui oleh regulator AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement