Jumat 28 May 2021 10:22 WIB

Menkes Inggris Dituduh Berbohong Soal Pandemi Covid-19

Menkes Inggris telah membantah semua tuduhan berbohong soal Covid-19

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
 Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock
Foto: AP/Alastair Grant/AP Pool
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock membantah tuduhan bahwa telah berbohong mengenai virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 dan membuat pandemi di dunia sejak tahun lalu. Ia menegaskan bahwa pemerintah negara itu jujur kepada seluruh masyarakat. 

Sebelumnya, seorang mantan pegawai pemerintahan menyebut bahwa Hancock telah banyak berbohong selama pandemi. Di antara kebohongan itu adalah tentang orang lanjut usia yang melakukan tes Covid-19 sebelum kembali ke panti jompo. 

Baca Juga

“Tuduhan ini serius dan saya mencatat bahwa ini adalah tuduhan tidak berdasar,. Kami telah mengikuti saran klinis mengenai cara yang tepat ke depan,” ujar Hancock, dilansir China.org, Jumat (28/5). 

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga membantah klaim yang menuduh kebohongan tersebut. Di antara apa yang disebutnya sebagai tuduhan tidak berdasar adalah saat dirinya dikatakan membuat ribuan orang harus kehilangan nyawa dengan sia-sia karena kepemimpinannya di negara itu.

Inggris adalah negara pertama di Eropa yang memiliki angka kematian hingga 100.000 orang. Jumlah total kematian terkait virus corona jenis baru di Inggris sekarang mencapai 127.748. 

Angka-angka tersebut hanya mencakup kematian orang yang meninggal dalam 28 hari setelah tes positif pertama mereka. Sementara, lebih dari 38,3 juta orang, atau lebih dari 70 persen orang dewasa di Inggris, telah diberikan suntikan pertama vaksin.

Para ahli telah memperingatkan bahwa virus corona jenis baru dapat terus berkembang selama bertahun-tahun yang akan datang dan pada akhirnya kemungkinan vaksin saat ini akan gagal melindungi dari penularan, infeksi, atau bahkan terhadap penyakit yang disebabkan oleh varian lain yang muncul karena mutasi virus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement