Jumat 28 May 2021 09:44 WIB

IHSG Dibuka Menguat Jelang Rilis Data Ekonomi AS

Penguatan IHSG ini sejalan dengan pergerakan bursa global yang juga cenderung naik.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta (ilustrasi).
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Jumat (28/5). IHSG menguat 0,57 persen atau naik 33 poin ke level 5.875,27 melanjutkan penguatan dari perdagangan kemarin.

Penguatan IHSG ini sejalan dengan pergerakan bursa global yang juga cenderung naik. "Indeks saham di Asia pagi ini Jumat dibuka naik mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street semalam," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Jumat (28/5). 

Baca Juga

Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan investor menantikan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis nanti malam. Data yang dinantikan terutama Personal Spending, Personal Income serta Personal Consumption Expenditure (PCE) yang merupakan indikator untuk mengukur inflasi.

Selain itu, lanjut riset, investor juga menantikan pengumuman Presiden Joe Biden mengenai rencana Anggaran Belanja (RAPBN) Pemerintah AS untuk tahun 2022 yang dikabarkan akan mencapai 6 triliun dolar AS, terbesar sejak Perang Dunia II. Biden berencana membiayai agenda ekonominya dengan menaikkan pajak korporasi dan pajak penghasilan bagi masyarakat berpenghasilan tinggi. 

Dari sisi makroeknomi, investor mencerna rilis sejumlah data ekonomi AS yang keluar cukup baik. Jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran (Initial Jobless Claims) turun. Ini menandakan penurunan selama empat minggu beruntun dan menciptakan rekor terendah dalam 14 bulan terakhir.  

Di pasar komoditas, harga minyak mentah dunia naik ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun. Menurur Phillip Sekuritas Indonesia, kenaikan ini didorong oleh rasa optimisme dari data ekonomi AS dan pandangan bullish para pelaku pasar atas pergerakan harga berbagai komoditas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement