Jumat 28 May 2021 05:55 WIB

Warga Gaza Kembali Berbenah Bersihkan Puing-Puing Bangunan

Warga Gaza berbenah usai peperangan yang menghancurkan gedung

Rep: Puti Almas/ Red: Nashih Nashrullah
Peralatan konstruksi berat digunakan untuk menyaring puing-puing untuk menemukan barang-barang berharga sebelum diangkut dari lokasi bangunan yang hancur dalam serangan udara sebelum gencatan senjata yang menghentikan perang 11 hari antara penguasa Hamas di Gaza dan Israel, Kamis, Mei. 27, 2021, di Kota Gaza.
Foto: AP / John Minchillo
Peralatan konstruksi berat digunakan untuk menyaring puing-puing untuk menemukan barang-barang berharga sebelum diangkut dari lokasi bangunan yang hancur dalam serangan udara sebelum gencatan senjata yang menghentikan perang 11 hari antara penguasa Hamas di Gaza dan Israel, Kamis, Mei. 27, 2021, di Kota Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY — Ratusan orang turun ke jalan-jalan di Gaza, Palestina pada Kamis (27/5), untuk membersihkan puing-puing yang berserakan, pasca 11 hari wilayah kota itu digempur dengan serangan udara dari Israel. 

Ini menjadi hari ketiga, orang-orang dan para sukarelawan seluruhnya membantu pemerintah setempat membersihkan jalanan yang berantakan karena puing-puing bangunan yang hancur. Kampanye ‘We Will Rebuild It’ dimulai pada awal pekan ini, dari lokasi Gedung Shorouq, salah satu blok menara tertua di Gaza, yang hancur hingga rata karena serangan udara. 

Penduduk lokal, kelompok masyarakat sipil dan serikat pekerja telah dimobilisasi untuk pembersihan Gaza. Salah satu publik figur, atlet sepak bola Palestina, Hassan Al-Raei mengarakan bahwa orang-orang bergerak bersama membangun kembali kota ini sebagai pesan perjuangan dan ketahanan ke seluru dunia. 

"Palestina tidak menerima kekalahan atau kehancuran. Jadi setiap orang mengambil bagian untuk menghilangkan efek dari serangan Israel,” ujar Al-Raei, dilansir Middle East Monitor, Kamis (27/5).

Sementara itu, Yahya Al-Sarraj selaku Kepala otoritas Gaza, mengatakan bahwa pendudukan Israel dengan sengaja menargetkan infrastruktur sipil di wilayah kota ini. Termasuk diantaranya adalah jalan, jaringan listrik, limbah dan air. “Ratusan rumah dan bangunan tempat tinggal, termasuk sejumlah blok menara, juga hancur akibat pemboman Israel,” jelas Al-Sarraj.  

Pecahnya kekerasan terbaru antara Israel dan Palestina, dimulai di Yerusalem Timur pada bulan lalu. Saat itu, warga Palestina bentrok dengan polisi Israel sebagai tanggapan atas ancaman penggusuran puluhan keluarga Palestina oleh pemukim Yahudi. 

Situasi semakin memburuk saat polisi Israel menyerbu Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, yang merupakan situs suci ketiga bagi Umat Islam. Ratusan jamaah yang kebanyakan adalah warga Palestina terluka dalam kejadian ini.

Hamas kemudian meluncurkan roket ke Israel sebagai langkah balasan. Israel kemudian meluncurkan serangan udara ke Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan tersebut.

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat 279 warga meninggal, termasuk 69 anak-anak dań 40 perempuan. Sementara 1.910 lainnya terluka akibat serangan udara yang diluncurkan Israel di kota itu. Sementara, ada 12 warga Israel yang tewas akibat tembakan roket dari Jalur Gaza. 

Sumber: middleeastmonitor 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement