Kamis 27 May 2021 13:58 WIB

13 Syawal, Lahirnya Sang Begawan Hadits Imam Bukhari

Imam Bukhari merupakan salah satu mujadid di bidang hadits

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Imam Bukhari merupakan salah satu mujadid di bidang hadits. Ilustrasi Ahli Hadits
Foto: MGROL100
Imam Bukhari merupakan salah satu mujadid di bidang hadits. Ilustrasi Ahli Hadits

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pada 13 Syawal yang bertepatan pada 25 Mei kemarin, adalah hari lahir Imam Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughira, yang terkenal dengan nama Imam Bukhari. 

Salah satu tokoh terkemuka pada abad ke-3 Hijriyah ini memiliki karya yang sangat terkenal, yaitu kitab Shahih Bukhari yang berisi kumpulan hadits-hadits sahih. 

Baca Juga

Bukhari lahir pada tahun 194 Hijriyah di Bukhara. Dia tumbuh sebagai anak yatim sehingga dibesarkan ibunya. Ayah Bukhari wafat pada saat dirinya masih kecil. 

Sewaktu kecil, Imam Bukhari bersama kawan-kawan sebayanya belajar membaca, menulis, mempelajari Alquran dan hadits. Bahkan saking giatnya belajar, Imam Bukhari di masa kecilnya sempat mengalami kebutaan. Dia mengalami rasa sakit yang teramat di kedua matanya, hingga akhirnya mengalami kebutaan.

Sampai suatu ketika Allah SWT mengembalikan penglihatan Imam Bukhari karena usaha yang dilakukan sang ibunda. Imam Bukhari pun sembuh total dari kebutaannya. Setelah kesembuhan itu, ibunda Imam Bukhari saat tidur sempat bermimpi melihat Nabi Ibrahim. 

Dalam mimpinya Nabi Ibrahim berkata, "Wahai perempuan, sungguh Allah SWT telah mengembalikan penglihatan putramu, karena banyaknya tangisanmu, atau banyaknya doa yang kamu panjatkan."

Selain itu, ada pula kisah di balik penciptaan karya fenomenal Shahih Bukhari. Sebelum ada Shahih Bukhari, memang ada banyak kitab hadits tetapi bercampur antara yang shahih, dhaif, maudhu dan lainnya. Ini terjadi karena kekuatan pikiran orang-orang pada saat itu dan kapasitas ingatan mereka.

Karena itu, guru Bukhari, Ishaq bin Rawaihah, menyarankan agar Bukhari menulis sebuah kitab yang khusus berisi kumpulan hadits-hadits shahih secara ringkas namun padat. "Ini menggugah hati saya sehingga saya mulai menyusun hadits-hadits sahih," katanya. 

Bukhari, sebelum menyusun kitab Shahih-nya, juga sempat memimpikan Nabi Muhammad SAW. Dalam mimpi, Bukhari bertemu Rasulullah SAW, seolah-olah berdiri di antara kedua tangan Rasulullah SAW, dengan kipas berada di tangan Bukhari. 

Setelah itu, Bukhari mengadu ke seorang ahli. Ahli ini menyampaikan, mimpi tersebut menandakan bahwa Bukhari akan menjadi pelindung Nabi SAW dari dusta. Dari sinilah, Bukhari semakin tergerak menulis kitab yang memuat hadits-hadits sahih, yang menjadi rujukan sampai detik ini.

Namun sebetulnya, Bukhari juga memiliki karya selain kitab Shahihnya. Antara lain, kitab 'al-Adab al-Mufrod', 'Kitab al-Hibbah', dan al-Musnad al-Kabir'. Bahkan Bukhari juga menulis kitab tentang sejarah besar, sejarah menengah, dan sejarah kecil.

 

Sumber: masrawy

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement