Kamis 27 May 2021 12:35 WIB

Uang Beredar Naik Jadi Rp 6.957,3 Triliun Selama Ramadhan

Peningkatan uang beredar terjadi pada uang kuasi dan surat berharga selain saham.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan menata tumpukan uang tunai pecahan besar di cash pooling salah satu bank BUMN (ilustrasi).  Pada April 2021 jumlah uang yang beredar secara luas tercatat tumbuh meningkat sesuai pola musiman di bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idulfitri.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan menata tumpukan uang tunai pecahan besar di cash pooling salah satu bank BUMN (ilustrasi). Pada April 2021 jumlah uang yang beredar secara luas tercatat tumbuh meningkat sesuai pola musiman di bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idulfitri.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) merilis laporan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) dan arti sempit (M1). BI menyampaikan, pada April 2021 M2 tercatat tumbuh meningkat sesuai pola musiman di bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idulfitri.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menyampaikan posisi M2 pada April 2021 sebesar Rp 6.957,3 triliun atau tumbuh 11,5 persen (yoy). Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,9 persen (yoy).

"Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh komponennya yaitu uang beredar sempit (M1), uang kuasi, dan surat berharga selain saham," katanya dalam keterangan, Kamis (26/5).

Pertumbuhan M1 pada April 2021 sebesar 17,4 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10,8 persen (yoy). Pertumbuhan uang kuasi juga meningkat, dari sebesar 5,9 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 9,7 persen (yoy) pada April 2021.

 

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, akselerasi M2 pada April 2021 terutama dipengaruhi oleh peningkatan aktiva luar negeri bersih, peningkatan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat, serta perbaikan penyaluran kredit. Pertumbuhan aktiva luar negeri bersih sebesar 10,7 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2021 sebesar 7,9 persen (yoy).

"Demikian pula pertumbuhan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat yang tercatat sebesar 45,0 persen (yoy), lebih tinggi dari capaian bulan sebelumnya sebesar 42,0 persen (yoy)," katanya. Selain itu, kontraksi pertumbuhan kredit tercatat membaik, tercatat sebesar -2,4 persen (yoy) pada April 2021 yang tidak sedalam -3,7 persen (yoy) pada Maret 2021.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement