Kamis 27 May 2021 11:52 WIB

Harga Kedelai Terus Naik, Pengrajin Tahu Tempe Menjerit

Koperasi sarankan pengrajin naikkan harga tahu tempe.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Indira Rezkisari
Pekerja mengukur dan memotong tahu. Pengrajin tahu dan tempe mengeluhkan kenaikan harga kedelai.
Foto: ANTARA
Pekerja mengukur dan memotong tahu. Pengrajin tahu dan tempe mengeluhkan kenaikan harga kedelai.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Harga kedelai yang terus mengalami kenaikan pasca Idul Fitri 1442 Hijriah memberikan dampak terhadap operasional pengrajin tahu dan tempe di Kota Bandung. Sebagian pedagang berencana melaksanakan mogok beroperasi dan sebagian lagi akan menaikkan harga jual tahu dan tempe.

"Memang untuk saat ini, kedelai harganya lagi tinggi di kisaran Rp 10.700 menjualnya. Ada pengaruh terhadap pengrajin tahu tempe sudah berat dengan harga sekian," ujar Sekretaris Koperasi Pengusaha Tahu dan Tempe Indonesia Kota Bandung, Ujang Barnas, saat dihubungi, Kamis (27/5).

Baca Juga

Ia menuturkan, pihaknya tidak menyarankan para pedagang meliburkan produksi namun tidak juga melarang bagi pedagang yang akan memilih libur produksi. Namun, Koperasi menyarankan para pedagang untuk menaikkan harga tahu tempe antara 20 hingga 30 persen.

Ujang mengatakan, jika kenaikan harga tempe dan tahu dinaikkan maka harga satu papan tahu dan tempe di kisaran Rp 45 ribu hingga Rp 50 ribu. Sejauh ini, para pedagang mematok harga yang bervariasi untuk satu papan tahu dan tempe.

"Kalau mogok tidak ada manfaatnya juga, sebetulnya mogok itu tetap saja waktu (harga) kedelai naik, naik terus. Kalau bagi pengrajin kelas besar gak akan terasa mogok tiga hari tapi pengrajin kecil akan terasa. Bagaimana pun akan jadi beban," ujarnya.

Ia mengatakan, kenaikan harga kedelai mulai terasa sejak awal Januari tahun 2021. Harga kedelai merangkak naik dari Rp 9.000 hingga Rp 9.800 hingga sebelum hari raya Lebaran 1442 Hijriah. Pasca Lebaran, harga naik kembali menjadi Rp 10.700.

"Awal tahun kisaran Rp 9.000 naik terus sampai Rp 9.800. Kemarin sesudah hari raya ada 3 kali kenaikan," katanya.

Ujang mengatakan, kenaikan harga kedelai karena harga di negaranya yaitu Amerika mengalami kenaikan. Sedangkan produksi kedelai di dalam negeri relatif terbatas dan sedikit.

"Ada pihak yang mau berhenti produksi, kami gak melarang, mau kelompok atau individu," katanya. Pihaknya saat ini mengupayakan mengirim surat kepada Presiden meminta masalah harga kedelai stabil serta mengumumkan kenaikan harga tahu dan tempe.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement