Rabu 26 May 2021 20:39 WIB

Mendaras Sejarah dan Makna Trisuci Waisak

Waisak nyatanya memberikan makna berupa panduan hidup untuk lebih bersahaja.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Karta Raharja Ucu
Umat mengelilingi Patung Buddha Tidur saat peringatan Waisak 2565 BE di Maha Vihara Mojopahit Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (26/5/2021). Peringatan Hari Tri Suci Waisak tersebut dibatasi dan hanya diikuti sekitar 50 umat untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.
Foto:

Seperti ditulis di buku sebelumnya, Tobias Lanslor juga menceritakan di buku lainnya ‘Peran Buddhisme di Dunia Klasik dan Ekspansi Melalui India’. Tiga peristiwa suci itu dirunutkan dengan lahirnnya sang Pangeran Siddharta. Dia, lahir dari pasangan Raja Sudodhana dan Ratu Mahamaya, Siddharta yang lahir di Taman Lumbini pada 623 SM, menjadi penanda calon Buddha yang akan mencapai kebahagiaan tertinggi.

Lambat laun, saat usianya menginjak 29 tahun. Siddharta memutuskan keluar Istana untuk berguru serta bertapa.

photo
Bhikkhu melaksanakan Pradaksina saat Perayaan Tri Hari Suci Waisak 2021 di Candi Sewu, Klaten, Jateng, Rabu (26/5/2021). Perayaan Tri Hari Suci Waisak tersebut digelar secara terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19. - (Antara/Andreas Fitri Atmoko)

Hal itu menjadi pengingat kedua dari peristiwa Trisuci Waisak. Bagian kedua ini, diperingati dengan pangeran Siddharta yang mencapai Penerangan Agung. Saat usianya menginjak 35 tahun, ia mencapai penerangan sempurna dan menjadi Buddha di bulan Waisak.

Hingga akhirnya peristiwa terakhir ditandai dengan Parinibbana. Hal itu ditandai saat Buddha Gautama meninggal pada usia 80 tahun SM. Diketahui, 400 tahun setelah meninggalnya, muncul aliran buddha dengan kitab suci dan revisi teknik lama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement