Selasa 25 May 2021 16:20 WIB

Taiwan Kritik WHO Abaikan Hak Kesehatan Warganya

Majelis WHO melakukan pertemuan tahunan dan tidak mengundang Taiwan

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen
Foto: AP/Chiang Ying-ying
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI — Pemerintah Taiwan mengkritik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terhadap hak kesehatan masyarakat di negara itu. Pernyataan itu datang setelah badan tersebut dinilai tunduk pada kepentingan politik China.

Sebelumnya, Majelis WHO melakukan pertemuan tahunan dan tidak mengundang Taiwan. Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung mengatakan bahwa seharusnya organisasi itu bersikap profesional.

Baca Juga

“Sebagai badan kesehatan internasional profesional, Organisasi Kesehatan Dunia harus melayani kesehatan dan kesejahteraan semua umat manusia dan tidak tunduk pada kepentingan politik anggota tertentu," ujar Menteri Kesehatan Chen Shih-chung dalam sebuah pernyataan, dilansir The News Lens, Selasa (25/5). 

Taiwan dikecualikan dari sebagian besar organisasi internasional seperti WHO karena keberatan dari Pemerintah China, yang menganggap negara itu sebagai bagian dari wilayahnya dan bukan negara merdeka. Sementara, Taiwan tidak mengakui kedaulatan Beijing atas pulau itu. 

Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu juga melontarkan kritik terhadap WHO. Tema pertemuan majelis tahunan yang diselenggarakan secara virtual pada tahun ini adalah ‘Mengakhiri Pandemi Ini, Mencegah Pandemi Berikutnya, dan Membangun Dunia yang Lebih Sehat, Lebih Aman, dan Lebih Adil’.

Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit COVID-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, China pada Desember 2019. Sejak saat itu, wabah terus menyebar ke banyak negara di dunia dan dinyakan sebagai pandemi oleh WHO pada Maret 2020. 

Berdasarkan data Worldometers, hingga Selasa (25/5) tercatat ada 167.996.661 kasus Covid-19 di seluruh dunia, dengan jumlah kematian mencapai 3.487.480. Sementara, total pasien yang telah dinyatakan sembuh dari penyakit infeksi virus ini adalah 149.336.256 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement