Selasa 25 May 2021 07:58 WIB

Biden Telepon Presiden Mesir Bahas Rekonstruksi Gaza

Biden berterima kasih kepada El Sisi atas pekerjaan Mesir untuk menyelesaikan konflik

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Christiyaningsih
Presiden Joe Biden. Ilustrasi.
Foto: AP/Evan Vucci
Presiden Joe Biden. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Kantor Presiden Mesir mengatakan Presiden Amerika Serikat Joe Biden menelepon Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi pada Senin (24/5). Mereka membahas penguatan gencatan senjata Gaza, bantuan kemanusiaan mendesak ke Gaza, dan upaya internasional untuk membangunnya kembali.

Kedua pemimpin juga membahas cara untuk menghidupkan kembali proses perdamaian antara Palestina dan Israel setelah gelombang kekerasan terbaru. Mesir telah menengahi gencatan senjatan setelah 11 hari pertempuran. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan singgah di Kairo dalam kunjungannya.

Baca Juga

“Biden memperjelas tekad negaranya untuk bekerja memulihkan ketenangan dan memulihkan kondisi seperti di wilayah Palestina. Dia juga berupaya berkoordinasi dengan semua mitra internasional untuk mendukung Otoritas Palestina serta rekonstruksi,” kata Kepresidenan Mesir dilansir the National, Selasa (25/5).

Biden berterima kasih kepada El Sisi atas pekerjaan Mesir untuk menyelesaikan konflik. Panggilan telepon ini merupakan panggilan kedua Blinken dalam waktu kurang dari sepekan untuk membahas konflik tersebut.

Pembahasan kali ini juga diperluas ke hubungan bilateral dan beberapa isu regional, termasuk Libya dan Irak. Biden dan El Sisi saling berdiskusi soal Grand Ethiopian Renaissance Dam yang dibangun Ethiopia di Blue Nile dan yang Mesir anggap sebagai ancaman eksistensial.

Selain itu, mereka pun membahas hak asasi manusia di Mesir dan komitmen mereka untuk terlibat dalam dialog yang transparan dalam hal ini. El Sisi, yang menggulingkan Ikhwanul Muslimin dari kekuasaan pada tahun 2013, telah mengawasi tindakan keras ekstensif terhadap perbedaan pendapat politik yang terus diperketat dalam beberapa tahun terakhir.

Dia mengatakan tidak ada tahanan politik di Mesir dan stabilitas serta keamanan adalah yang terpenting. “Kedua pemimpin menegaskan kembali komitmen mereka untuk kemitraan AS-Mesir yang kuat dan produktif,” kata Gedung Putih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement