Selasa 25 May 2021 06:13 WIB

Prof Rokhmin Dahuri Ajak Unram Tingkatkan Inovasi

Inovasi adalah kunci untuk memenangikan persaingan.

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University Prof Dr  Ir Rokhmin Dahuri  MS mengisi kuliah umum yang diadakan oleh Universitas Mataram (Unram), Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (24/5).
Foto: Dok RD Institute
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS mengisi kuliah umum yang diadakan oleh Universitas Mataram (Unram), Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (24/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University Prof Dr  Ir Rokhmin Dahuri  MS mengisi kuliah umum yang diadakan oleh Universitas Mataram (Unram), Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (24/5).

Ia membawakan makalah berjudul “Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk Mendukung Pembangunan Ekonomi Berbasis Blue Growth Menuju Provinsi NTB yang Maju, Sejahtera, Mandiri dan Diberkahi Tuhan YME”.

Salah satu hal penting yang digarisbawahi oleh Prof Rokhmin Dahuri adalah inovasi  ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). “Sejarah dan fakta empiris membuktikan, bahwa bangsa yang maju, makmur, dan berdaulat sejak masa Kejayaan Romawi, Era Keemasan Umat Islam (Fathu Makkah 645 M – berakhirnya Khilafah Utsmaniyah Turki 1924 M), hingga hegemoni Kapitalisme (1924 M – sekarang) adalah mereka yang memiliki SDM berkualitas yang mampu menguasai, menghasilkan, dan menerapkan hasil riset (inovasi iptek) dalam segenap aspek kehidupan bangsanya,” kata Prof Rokhmin seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Ia mengutip O’Connor and Kjollerstrom, 2008; Altbach and Salmi, 2011; dan Guggenheim, 2012 yang menegaskan, bahwa kemajuan dan kemakmuran suatu bangsa ditentukan oleh ‘innovation-driven economy’. “Terlebih di dunia yang hyper interconnected dan  globalisasi yang ciri utamanya free trade and competition, maka inovasi adalah kunci untuk memenangkan  persaingan,” ujarnya.

Sayangnya, kata Rokhmin,  “Hampir semua indikator yang terkait dengan dengan kapasitas iptek, Riset, Inovasi, dan Kualitas SDM kita bangsa Indonesia, itu masih rendah (tertinggal).”

Rokhmin mengajak seluruh civitas academika Unram untuk terus meningkatkan invensi dan inovasi. “Invensi menghasilkan idea tau konsep baru, lalu  inovasi mengubah konsep baru itu menjadi komersial atau penggunaan lebih luas,” tuturnya seraya   mengutip Gaynor, G. H. 2002, “Inovasi = invensi X komersialisasi”.

Ia lalu menjabarkan cara menginisiasi inovasi. Pertama, jangan takut gagal. Kegagalan harus jadi pelajaran untuk perbaikan melakukan inovasi ke depan.  Inovasi tidak akan terjadi, tanpa risiko.  Terobosan (inovasi) tidak akan terjadi; bila organisasi (pemerintah, swasta, industri, koperasi, lembaga pendidikan, dan lain-lain) terus bermain aman (di comfort zone). “Civitas academica harus diyakinkan bahwa kegagalan adalah bagian dari eksperimen yang harus dilalui, demi inovasi,” papar Rokhmin yang juga ketua Dewan Pakar MPN (Masyarakat Perikanan Nusantara) .

Kedua, perlu sumber daya, waktu, dan tempat berinovasi yang mencukupi dan tepat, serta SDM yang memiliki semangat (kekuatan) growth mindset’. 

Ketiga, orientasi eksternal. “Setiap civitas academica Unram  perlu belajar dari realitas kehidupan di luar kampus: pemerintahan, industri (swasta), masyarakat, dan perguruan tinggi lain di dalam maupun luar negeri, terutama tentang kebutuhan iptek (inovasi),” ujar Rokhmin yang juga  ketua umum Masyarakat Akuakultur Indonesia  (MAI).

Keempat, menerapkan ‘design thinking’. “Inovasi berpusat (berawal) dari lapangan (bottom-up), bukan di pucuk pimpinan,” kata Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan-RI 2020 – 2024.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement