Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Naila Putri Dita Auliya

BANK SYARIAH BIKIN HIDUP JADI BERKAH

Eduaksi | Monday, 24 May 2021, 21:11 WIB

Generasi milenial, mungkin istilah tersebut sudah tak asing lagi di telinga kita. Generasi yang cenderung memiliki pola dan gaya hidup konsumtif dan hedonis. Dan tentunya hal tersebut tak lepas dari unsur modernisasi yang didukung dengan perkembangan teknologi yang tak ada hentinya. Hal ini berarti cara pengelolaan keuangan mereka masih kurang disiplin dan kurang cermat. Tentu saja fenomena tersebut berdampak pada perhatian terhadap tugas utama mereka, yaitu belajar. Apabila hal itu dibiarkan akan sangat merugikan nasib generasi muda dan nasib bangsa Indonesia di masa mendatang.

Realita yang demikian sangat bertolak belakang dengan ajaran agama Islam yang menjadi agama dengan pemeluk terbanyak di Indonesia. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Isra ayat 26-27 . Dalam ayat tersebut Allah menyebut orang yang menghamburkan harta merupakan saudara setan yang ingkar kepada Allah. Bukan tanpa sebab ayat itu dikeluarkan agar umat Islam benar-benar menjauhi hidup secara berlebihan dan boros. Gaya hidup demikian akan menjerumuskan umat Islam kepada kemalasan, hidup santai, bahkan kemiskinan. Pola hidup seperti itu juga akan merusak aqidah dan mengikis rasa kepedulian sesama umat manusia. Guna menyikapi hal tersebut, manajemen keuangan harus sudah mulai diajarkan sejak dini kepada kaum milenial agar mereka merasa terbiasa. Salah satu caranya adalah dengan mengajarkan metode menabung, hidup sederhana, hidup hemat, dan mengatur keuangan sesuai dengaan ajaran syari. Mengatur keuangan bukan berarti berhenti bersenang-senang. Berlaku hemat bukan berarti bersikap bakhil. Mengatur keuangan berarti mereka lebih bijak dan tepat dalam mengelola pengeluaran dan tidak memaksakan keinginan diatas kebutuhan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa persaingan produk perbankan banyak menawarkan fasilitas untuk menabung, berinvestasi, juga perlindungan diri atau asuransi. Di antara sekian banyak bank yang ada, generasi milenial harus cerdas memilih jenis bank yang memiliki keunggulan serta memegang kuat prinsip keagamaan. Ketepatan dalam memilih bank akan menciptakan hubungan kebersamaan dan menghasilkan keberkahan hidup. Satu-satunya perbankan di Indonesia yang menjunjung tinggi prinsip keagamaan dalam hal usaha adalah Bank Syariah.

Sebagai suatu lembaga keuangan yang berprinsip pada azas keadilan, keseimbangan, dan kemaslahatan, Bank Syariah hadir menjadi solusi jitu di dalam mengatasi masalah gaya dan pola hidup generasi milenial. Selain adanya 3 prinsip tersebut, bank syariah hadir sebagai penggerak sistem perekonomian nasional, apalagi bank ini sudah mendapatkan legalitas yuridis di Indonesia dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 yang disempurnakan kembali dengan diberlakukannya Undang-undang No. 21 Tahun 2008 pada tanggal 16 Juli 2008. Dalam melaksanakan kegiatan, Bank Syariah sangat berhati-hati agar nasabah tidak terjerumus dalam lingkaran riba yang diharamkan oleh Allah.

Meskipun tergolong baru, namun bank syariah mampu menunjukkan eksistensinya di tengah masyarakat. Ia telah menggugah kesadaran kaum muslim untuk melakukan transaksi sesuai dengan syari. Bank Syariah terus menawarkan produk-produk keuangan, cara bertransaksi, dan investasi yang jauh berbeda dengan bank konvensional. Tak heran jika sistem perbankan syariah bukan hanya cocok untuk kalangan tua, namun juga cocok untuk generasi milenial. Fitur-fitur yang dikembangkan telah memenuhi kebutuhan layanan finansial. Karenanya, saat ini Bank Syariah telah memiliki fasilitas yang mengadopsi teknologi populer di masyarakat. Salah satu fasilitas yang dimiliki oleh Bank Syariah adalah electronic banking atau biasa dikenal dengan e-bankink. Kehadiran e-bankink telah memberikan kemudahan transaksi melalui internet kapan saja dan dimana saja.

Bank Syariah dan generasi milenial bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya memiliki peran masing-masing namun saling membutuhkan. Generasi milenial membutuhkan bank Syariah sebagai tempat untuk bertransaksi begitupun sebaliknya, bank syariah membutuhkan generasi milenial sebagai pasar utamanya. Generasi milenial adalah potensi terbesar yang dimiliki negara guna mendongkrak perekonomian Indonesia sampai kancah Internasional. Dan bank syariah memiliki peran besar untuk merealisasikannya.

Bagi kaum milenial sudah menjadi suatu keharusan untuk sadar akan eksistensi Bank Syariah. Mereka harus sadar bahwa bank syariah membantu mereka dalam menjalankan kehidupan di masa yang akan datang, bukan hanya untuk dirinya, namun juga untuk generasi sesudahnya dan perekonomian Indonesia pada umumnya. Dengan pengetahuan yang benar sejak awal mengenai Bank Syariah, mereka akan sadar jika Bank Syariah menjadi suatu keharusan untuk menopang berputarnya roda kehidupan dalam dunia perekonomian Indonesia.

Generasi milenial adalah aktor utama penentu masa depan Indonesia. Ditambah lagi dengan karakteristik connected, creative, dan confidence yang dimiliki oleh kaum milenial, mereka akan dapat memberikan harapan terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Dengan mengantongi tiga karakteristik tersebut generasi milenial dapat menciptakan inovasi dan kecerdikan baru yang out of the box, dan dapat menciptakan pasar baru yang belum ada sebelumnya.

Dengan azas keadilan, keseimbangan, kemaslahatan dan kehati-hatian dalam penyelenggaraan Bank Syariah menjadikan semua transaksi yang dilakukan lebih syari. Tentu saja perputaran roda perekonomian yang dijalankan lebih berkah. Gaya dan pola hidup yang sesuai ajaran Islam di masa muda akan terus berlanjut hingga mereka memasuki usia senja. Anak-anak atau generasi sesudahnya juga akan menirunya. Sungguh menjadi sebuah impian perekonomian bangsa Indonesia akan lebih berkah dimulai dari generasi Milenial yang melek dan memanfaatkan bank Syariah dalam muamalah sehari-harinya.

(Sebuah telaah Peran Perbankan Syariah Dalam Memenuhi Kebutuhan Masyarakat)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image