Senin 24 May 2021 12:48 WIB

Nadiem: Internet tak Merata Tantangan Terbesar PJJ

Perlu mencari berbagai jalan ke luar untuk melaksanakan pendidikan selama pandemi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Mendikbudristek Nadiem Makarim
Foto: Prayogi/Republika.
Mendikbudristek Nadiem Makarim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengungkap akses internet menjadi satu tantangan terbesar bidang pendidikan di masa pandemi Covid-19. Nadiem menjelaskan, akses internet menjadi kendala di tengah upaya menerapkan kebijakan pendidikan yang mengedepankan kualitas, namun tetap memprioritaskan kesehatan dan keselamatan peserta didik.

"Belum meratanya akses terhadap infrastruktur teknologi dan internet ini menjadi salah satu tantangan terbesar kita dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh," kata Nadiem dalam webinar 'Praktik Baik Kemitraan Pemerintah-Swasta dalam Program Merdeka Belajar', Senin (24/5).

Baca Juga

Karena itu, Nadiem menilai perlunya mencari berbagai jalan ke luar untuk melaksanakan pendidikan selama pandemi, khususnya wilayah yang tidak terkaver akses infrakstruktur teknologi atau internet. Salah satunya, kata Nadiem, melalui kemitraan Pemerintah dengan swasta maupun masyarakat.

Nadiem menyadari kebijakan dan aturan yang ditetapkan Pemerintah tidak akan bisa mencapai tujuannya tanpa ada dukungan masyarakat di lapangan. "Karenanya, hubungan yang terjalin antara pemerintah dan masyarakat harus saling melengkapi dan menguatkan, dalam hal ini pelaku dunia usaha, swasta juga perlu menyadari perannya sebagai bagian dari masyarakat yamg bertanggung jawab untuk upaya peningkatan kualitas pendidikan," ujar Nadiem.

Ia juga mendorong agar sumbangsih swasta dalam bidang pendidikan tidak hanya sekadar menuntaskan kewajiban CSR, tetapi semestinya bersifat kelanjutan. Nadiem pun menyontohkan salah satu praktik kemitraan antara KemendikbudRistek dengan Danone Indonesia untuk memastikan pembelajaran berkualitas di masa pandemi Covid-19.

Nadiem menjelaskan, melalui kemitraan itu Danone dan KemendikbudRistek mencetak dan mendistribusikan 33 ribu eksemplar modul pembelajaran jarak jauh luring tingkat SD untuk 146 SD di 12 kecamatan di Kabupaten Belu, NTT. "Model pembelajaran tersebut ditujukan untuk pembelajaran di rumah dengan bimbingan dari orang tua, Selain itu, kami mengupayakan program dukungan pendidikan yang berkelanjutan, diwujudkan melalui pemberian materi edukasi peningkatan literasi dan penguatan karakter," kata Nadiem.

Karena itu, ia berharap kemitraan pemerintah dengan swasta di bidang pendidikan ini terus berlanjut dan meluas di berbagai wilayah. Sebab, kat Nadiem, perjalanan dalam mengembangkan pendidkan di Indonesia masih panjang dan banyak tantangannya. "Saya berharap praktik baik kemitraan pemerintah dan swasta ini dapat  menginspirasi untuk kolaborasi yang bermanfaat untuk mendukung merdeka belajar," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement