Senin 24 May 2021 05:59 WIB

Mengapa Hamas dan Rakyat Gaza Berterima Kasih ke Iran?

Iran mempunyai sumbangsih besar terhadap perjuangan Hamas dan Gaza

Rep: Fery Kisihandi / Red: Nashih Nashrullah
Roket yang ditembakkan dari Gaza terbang menuju Israel, seperti yang terlihat dari Kota Gaza, 11 Mei 2021. Setidaknya satu wanita tewas setelah 130 roket yang ditembakkan oleh Hamas dari Jalur Gaza jatuh di Tel Aviv dan kota-kota tetangga Israel.
Foto: EPA/MOHAMMED SABER
Roket yang ditembakkan dari Gaza terbang menuju Israel, seperti yang terlihat dari Kota Gaza, 11 Mei 2021. Setidaknya satu wanita tewas setelah 130 roket yang ditembakkan oleh Hamas dari Jalur Gaza jatuh di Tel Aviv dan kota-kota tetangga Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Gaza merasa berutang budi pada Iran. Bukan saja Hamas dan Jihad Islam, melainkan juga warganya.

Ini soal bantuan mereka dalam menghadapi serangan Israel pada 14 November 2012. Serangan berlangsung selama delapan hari. Lalu, tercapai gencatan senjata. Jasa Iran tak sekadar memberi uang. Senjata mereka pasok pula.

Karena itu, roket dari Gaza untuk pertama kalinya menjangkau Tel Aviv dan Yerusalem. Ungkapan terima kasih publik Gaza, dituangkan dalam bentuk bilboard, Selasa (27/11/2012). ‘’Terima kasih Iran.’’

Kalimat itu tercetak pada bilboard besar di tiga pertigaan jalan besar di Gaza. Empat bahasa digunakan sekaligus dalam ucapan itu. Bahasa itu adalah Arab, Inggris, Persia, dan Ibrani.

Penyampaian pengakuan dan terima kasih publik yang dibuat sedemikian rupa itu, pertama kalinya terjadi di Gaza. Kalimat ucapan tak dominan. Ada gambar Roket Al-Fajr-5 serta bendera kedua negara, Palestina dan Iran.

Bilboard tak dibubuhi tanda tangan. Namun, Khader Habib, pejabat senior Jihad Islam mengatakan, sangat alamiah menunjukkan rasa terima kasih pada Iran.

Sebab, mereka berperan besar dalam pertempuran melawan Israel. ’’Roket Iran menghantam Tel Aviv dan mencapai Yerusalem. Ini tugas kami berterima kasih karena mereka membantu rakyat kami,’’ kata Habib.

Dia menuturkan, Gaza mempunyai hubungan istimewa dan baik dengan Iran. Hubungan semacam ini kelak berlanjut selama Iran mendukung rakyat Palestina.

Pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, mengakui bantuan senjata dan dana bagi pejuang Gaza. Ia menegaskan hal ini tak lama setelah gencatan senjata dengan Israel disepakati pada Rabu lalu. Selama delapan hari pertempuran, juru bicara parlemen Iran, Ali Larijani, mengatakan Iran merasa terhormat menyediakan bantuan militer ke Gaza.

Para pengamat mengatakan, pernyataan publik dari Gaza memiliki tujuan tersendiri. Tampaknya, Gaza menepis spekulasi Suni di Gaza menutup pintu bagi Syiah Iran.

Dengan demikian, Hamas tak hanya menjalin hubungan erat dengan Ikhwanul Muslimin Mesir. Kedua-keduanya Suni. Presiden Mesir Muhamad Mursi selama ini memberi perlindungan dan dukungan pada Hamas. 

Meir Javedanfar, pakar Iran di Interdisciplinary Center (IDC), Herzliya, Israel mengatakan Iran bakal menyesal mengungkapkan pada dunia memasok Hamas dengan senjata. Bahkan, para pejabat tinggi mereka, kata dia, mengakui hal yang sama. ’’Saya yakin, aksi untuk mengisolasi Iran akan lebih mudah dibandingkan sebelumnya.’’

Israel, jelas dia, sering menuding Iran menyalurkan senjata ke Hamas. Mereka hanya menyatakan memberikan dana. Namun, kata Javedanfar, kini sudah terbukti mereka menyediakan dana dan senjata, seperti roket.

Dalam serangan Israel selama delapan hari, sekitar 170 warga Gaza meninggal dunia. Lebih dari setengahnya adalah warga sipil. Enam warga Israel tewas. Empat di antaranya warga sipil.

Belum diketahui sampai kapan gencatan senjata antara Hamas dan Iran bertahan. Hamas menyatakan selalu siap memberikan perlawanan.

 

*Naskah ini dikutip dari dokumentasi Harian Republika 2012

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement