Ahad 23 May 2021 14:16 WIB

42 Nakes RSUD Cilacap Terpapar Covid 19

Varias virus B 1617.2 menjangkiti para ABK yang mengangkut gula rafinasi dari India.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Muhammad Fakhruddin
42 Nakes RSUD Cilacap Terpapar Covid 19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
42 Nakes RSUD Cilacap Terpapar Covid 19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,CILACAP -- Kasus 13 Anak Buah Kapal (ABK) MV Hilma Bulker yang terpapar Covid 19, menyebar ke kalangan tenaga kesahatan yang merawatnya. Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, dari hasil tracing terhadap tenaga medis yang menangani pasien tersebut, ditemukan sebanyak 42 nakes yang merawat pasien tersebut, terpapar Covid 19.

''Kami belum bisa memastikan varian virus yang menjangkiti para nakes tersebut. Saat ini masih dilakukan pemeriksaan specimen sampel lanjutan di laboratorium UGM Yogyakarta,'' jelas Bupati, Sabtu (23/5).

Meski demikian dia memastikan, varian virus yang menjangkiti para ABK yang mengangkut gula rafinasi dari India tersebut, seluruhnya memang merupakan varias virus B 1617.2 yang saat ini mengganas di India. Hal itu diketahui dari hasil pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) yang dilakukan laboratorium Balitbang Kementerian Kesehatan.    

Terkait hal ini, Bupati telah berkirim surat pada Ketua Satgas Penanganan Covid 19 tingkat nasional untuk meminta bantuan pada BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mengenai penyediaan tempat isolasi terpusat. Dalam surat tersebut, Bupati meminta Satgas Penanganan Covid 19 menfasilitasi penyediaan tempat isolasi terpusat untuk menangani kemungkinan adanya klaster varian B 1617.2.

''Untuk menghindari penyebaran kasus Covid 19 dengan varian baru ini, perlu ada tempat isolasi tersendiri seperti di hotel atau penginapan. Tidak mungkin pasien klaster ini hanya sekadar dilakukan isolasi mandiri dari di ruang isolasi RSUD,'' jelasnya.

Untuk sementara, Bupati mengaku telah mengintruksikan pihak terkait di Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cilacap untuk melakukan sejumlah langkah. Antara lain, dengan meneruskan tracing dan testing bagi para nakes dan karyawan RSUD yang belum terlacak.

''Kami juga meminta agar dilakukan penguatan SOP dalam penggunaan dan pelepasan APD (Alat Pelindung Diri) serta perilaku nakes atau karyawan dalam menjaga protokol kesehatan,'' tegasnya.

Direktur Utama RSUD Cilacap dr Moch Ichlas Riyanto mengatakan, tracing dan testing terhadap nakes di rumah sakit yang dipimpinnya, dilakukan setelah ada beberapa nakes yang menangani ABK kapal mengalami gejala Covid 19. Setelah dipastikan mereka terpapar Covid 19, dilakukan tracing dan testing pada nakes lain yang kontak langsung dengan pasien.

''Dari pemeriksaan terhadao 179 nakes yang diperiksa, 42 nakes diantaranya terkonfirmasi positif. Seluruhnya merupakan nakes yang melakukan kontak langsung dengan para 13 ABK,'' katanya.

Dari jumlah nakes yang terpapar tersebut, sebanyak 9 orang menjalani perawatan di RSUD, sedangkan lainnya masih menjalani karantina. ''Kondisi nakes yang menjalani karantina masih stabil. Kita upayakan karantina maksimal, karena jenis variannya masih belum diketahui dan masih menunggu hasil pemeriksaan,'' katanya.

Mengenai kondisi 12 ABK yang mengajalani perawatan, dr Moch Ichlas menyatakan, kondisi mereka saat ini sudah berangsur membaik.  ''Dari 13 ABK, dua orang sudah negatif. Yang 11 ABK lainnya, masih dirawat menunggu hasil swab berikutnya,'' jelasnya.

Sebagaimana diketahui, Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap, pada akhir April 2021 lalu kedatangan kapal berbendera Panama yang mengangkut gula rafinasi dari India. Yang menjadi masalah, dari 16 ABK yang seluruhnya berkewarganegaraan Filipina tersebut,  ada sebanyak 14 ABK yang terpapar Covid 19.  Bahkan dari 14 ABK tersebut, ada seorang yang mengalami gejala berat hingga akhirnya meninggal pada 11 Mei 2021. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement