Sabtu 22 May 2021 22:15 WIB

Masa Depan Rakyat Palestina Usai Genosida Israel

Palestina menghadapi agresi dan genosida Israel terus menerus

Rep: Anadolu/ Red: Elba Damhuri
Palestina: Warga melintas di depan mural solidaritas untuk Palestina di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Depok, Jawa Barat, Jumat (21/5/2021). Mural tersebut ditujukan sebagai bentuk solidaritas dan dukungan kepada warga Palestina atas serangan pasukan Israel.
Foto: YULIUS SATRIA WIJAYA/ANTARA
Palestina: Warga melintas di depan mural solidaritas untuk Palestina di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Depok, Jawa Barat, Jumat (21/5/2021). Mural tersebut ditujukan sebagai bentuk solidaritas dan dukungan kepada warga Palestina atas serangan pasukan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, -- Oleh Muhammad Mussa

LONDON -- Forum panel secara online yang dihadiri para akademisi dan aktivis membahas perjuangan Palestina yang sedang berlangsung dan politik apartheid Israel di abad ke-21, pada hari Jumat.

Mereka juga mempertimbangkan masa depan negara yang diduduki itu setelah berminggu-minggu mengalami kekerasan brutal dan serangan oleh negara Israel dan komunitas pemukim Yahudi garis keras.

Forum online yang diselenggarakan oleh Yayasan Cordoba dan CEO Anas Altikriti menampilkan profesor kritikus Israel yang terkenal Ilan Pappe dari Universitas Exeter, Phyllis Bennis dari Institut Studi Kebijakan di Washington, dan Ammar Al-Dwaik kepala Komisi Independen untuk Hak Asasi Manusia.

Pappe memaparkan sejarah singkat tentang pembersihan etnis Palestina di Palestina sebelum 1948 dan peristiwa Nakba, atau dikenal dengan Malapetaka, yang tak lama kemudian menyebabkan pengusiran massal orang-orang Palestina dari tanah mereka, penghancuran kota-kota dan desa-desa Palestina dan permulaan Kolonialisme para pemukim Zionis yang kemudian menjadi negara Israel.

“Saat ini, semakin kita memahami sifat gerakan Zionis dalam kaitannya dengan Israel sebagai proyek kolonialisme para pemukim - orang-orang yang datang dari seluruh Eropa ke tanah air orang lain [Palestina] dengan tujuan memiliki tanah tanpa rakyat. Dorongan seperti itu akhirnya mengarah pada tindakan pembersihan etnis,” kata Pappe.

“Sudah ada tindakan kecil pembersihan etnis oleh gerakan Zionis di bawah pemerintahan Inggris pada pertengahan 1920-an dan sebelum 1948, tetapi tentu saja pengusiran besar-besaran orang-orang Palestina terjadi dalam waktu sembilan bulan pada tahun 1948. Separuh dari desa-desa Palestina - lebih dari 500 desa- dihancurkan dalam pembersihan etnis," kata dia.

"Separuh dari populasi Palestina diusir dan sebagian besar kota dan ruang kota dihancurkan dan dibangun kembali untuk menampung para pemukim dari Eropa."

Tanggung jawab internasional dan apartheid Israel

Al-Dwaik mengungkapkan kelegaannya atas pengumuman gencatan senjata yang diharapkan mengakhiri serangan brutal dan membabi buta Israel di Gaza. Namun dia mengingatkan komunitas internasional bertanggung jawab untuk membantu membangun kembali wilayah yang miskin dan hancur itu.

Israel, kata dia, yang sebenarnya bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran penduduk dan kota itu akan menolak untuk membangun kembali kota-kota yang sudah dia hancurkan.

"Mesin pembunuh dan perusak ini telah berhenti, tetapi sayangnya hal itu telah menyebabkan kerusakan besar-besaran pada infrastruktur di Gaza dan situasi bencana kemanusiaan yang tidak boleh diremehkan," kata dia.

BACA JUGA: Israel Hanya Menyisakan Sepetak Tanah untuk Palestina!

BACA JUGA: Terbantahkan dengan Tegas! Klaim Israel Penduduk Asli Palestina...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement