Ahad 23 May 2021 01:30 WIB

MUI Palu: Halal Bihalal Perkuat Hubungan Kemanusiaan   

MUI Palu mengajak segenap elemen bangsa perkuat silaturahim

MUI Palu mengajak segenap elemen bangsa perkuat silaturahim. Logo MUI
MUI Palu mengajak segenap elemen bangsa perkuat silaturahim. Logo MUI

REPUBLIKA.CO.ID, PALU— Majelis Ulama Indonesia Kota Palu Sulawesi Tengah, mengajak masyarakat  memperkuat hubungan kemanusiaan lewat halal bihalal yang dilaksanakan saat Idul Fitri 1442 Hijriyah.     

 

Baca Juga

"Salah satu substansi atau makna dari halal bihalal yakni untuk membangun silaturahim antarsesama manusia, yang juga untuk saling antara yang satu dan yang lain," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah, Prof Zainal Abidin, di Palu, Sabtu (22/5).

 

Dia mengemukakan seseorang yang hatinya kotor, maka secara otomatis akan berjauhan dengan orang lain. Hati yang berjauhan akan sulit terbangun hubungan silaturahim yang baik dan berkualitas.

 

"Maka perlu saling mendekatkan hati agar terjalin hubungan antar-sesama manusia yang baik dan berkualitas, sehingga tercipta satu kehidupan dan tatanan sosial yang rukun, aman dan damai," ujar dia. 

 

Dia menyebut menyebut halal bihalal yang biasanya dilaksanakan setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri, menjadi momentum untuk membuka pintu maaf dan memaafkan, dalam rangka memperbaiki dan membangun kembali hubungan antarsesama manusia.

 

"Dengan halal bihalal maka harus terbuka pintu maaf dan memaafkan antarsesama manusia, tanpa melihat latar belakang apapun," kata dia.

 

Menyampaikan maaf dan memberi maaf untuk membangun silaturahim, merupakan upaya untuk mendekatkan hati sesama manusia. Dengan berdekatan hati, maka akan tercipta satu kebahagiaan dan kebersamaan.

 

Di masa pandemi Covid-19 ini, ujar dia, tidak harus menjadi halangan dan batasan untuk menyampaikan permohonan maaf dan memberi maaf, untuk memperbaiki hubungan antarsesama manusia.

 

Zainal menyampaikan sebagai seorang yang beragama akan mengantar seseorang tersebut untuk lebih rendah hati, karena inti dari beragama adalah rendah hati.

"Karena dengan rendah hati, akan terbuka pintu maaf dan memaafkan, dengan begitu akan terjalin silaturahim yang baik dan berkualitas, maka kehidupan beragama dan keagamaan akan berjalan dengan kebahagiaan. Umat beragama akan bahagia," sebutnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement