Sabtu 22 May 2021 16:15 WIB

Pakar: Klaim Israel Penduduk Asli Palestina Terbantahkan

Bangsa Yahudi bukan menjadi penduduk asli Palestina.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Agung Sasongko
Warga Palestina lari dari bom suara yang dilemparkan oleh polisi Israel di depan kuil Dome of the Rock di kompleks masjid al-Aqsa di Yerusalem, Jumat (21/5), ketika gencatan senjata mulai berlaku antara Hamas dan Israel setelah perang 11 hari. .
Foto: AP / Mahmoud Illean
Warga Palestina lari dari bom suara yang dilemparkan oleh polisi Israel di depan kuil Dome of the Rock di kompleks masjid al-Aqsa di Yerusalem, Jumat (21/5), ketika gencatan senjata mulai berlaku antara Hamas dan Israel setelah perang 11 hari. .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen hubungan internasional Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Gusti Eni Putri, membantah pengakuan bangsa Yahudi sebagai penduduk asli Palestina. Menurut ahli hukum internasional Yerusalem, Henry Catan, sebagaimana diungkapkan Gusti, bangsa Yahudi bukanlah penduduk asli Palestina.  Sebelum tahun 3000 Masehi, tuturnya, Palestina telah dihuni bangsa Kanaan dari Semenanjung Arab.

Setelah itu, Palestina diduduki oleh bangsa Filistin dari Kepulauan Kreta di Laut Tengah. Ini yang menjadikan klaim Israel sebagai penduduk asli terbantahkan.

Baca Juga

“Karena itu, reaksi bangsa Arab tidak menerima perlakuan Israel yang terus melakukan kependudukan pascakemerdekaan. Wilayah Arab juga semakin sempit,” kata Gusti dalam gelar wicara "Membaca Masa Depan Palestina" di kanal Youtube Republika Official, Sabtu (22/5).

Perlu diketahui, Israel dan Yahudi secara keseluruhan berbeda. Theodor Herzl mendirikan organisasi Zionis internasional pada 1882. Dia ingin warga Yahudi yang tersebar di seluruh dunia bersatu. Kemudian, dia membuat proposal mengadakan pertemuan Deklarasi Basel di Swiss. Zionisme dikembangkan sejak itu. Gerakan tersebut bertujuan untuk mengumpulkan bangsa Yahudi dan mendirikan negara Israel.

Ada beberapa negara alternatif lain selain Palestina Namun, Palestina yang diputuskan untuk menjadi negara satu-satunya yang dijanjikan Tuhan. “Politik ini hanya menggunakan jargon-jargon agama untuk melanggengkan kepentingan para Zionis mendirikan Israel,” ujar dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement