Sabtu 22 May 2021 14:20 WIB

Anindya Bakrie: Cadev Capai Rekor, Ekonomi Segera Pulih

Anindya Bakrie optimistis ekonomi nasional segera pulih

Rep: Siaran Pers/ Red: Elba Damhuri
Anindya Bakrie bersama Ketua Kadin Provinsis Sumsel Doddy Alex Noerdin (kanan)
Foto: Siaran Pers
Anindya Bakrie bersama Ketua Kadin Provinsis Sumsel Doddy Alex Noerdin (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha Anindya Bakrie optimistis ekonomi nasional segera pulih mengingat data cadangan devisa Indonesia per April 2021 menembus rekor tertinggi sepanjang Indonesia merdeka. 

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Bank Indonesia melaporkan angka cadangan devisa per akhir April 2021 sebesar 138,8 miliar dolar AS. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang Indonesia merdeka.

“Cadangan devisa merupakan indikator kekuatan perekonomian suatu negara serta kemampuan suatu negara dalam melakukan pembiayaan perdagangan internasional,” kata Anindya Bakrie di sela-sela acara Halal bi Halal bersama Kadin Provinsi Sumatera Selatan di Palembang.

Dengan cadangan yang besar, lanjut Anin, pemerintah dan BI dapat senantiasa mempertahankan nilai tukar rupiah agar tetap stabil. Dan stabilitas nilai tukar adalah satu hal yang dibutuhkan dunia usaha. 

“Dengan cadangan devisa sebesar ini dan mungkin ke depan semakin besar, maka potensi gejolak nilai tukar bisa diminimalkan oleh otoritas moneter.”

Anin mengatakan peningkatan cadangan devisa tersebut mengindikasikan kepercayaan investor global baik kepada kebijakan ekonomi Presiden Jokowi maupun ekonomi Indonesia secara keseluruhan. 

“Cadangan devisa kita yang tertinggi dalam sejarah mencerminkan optimisme sekaligus kepercayaan investor pada kebijakan ekonomi pemerintah dan prospek ekonomi Indonesia ke depan di bawah Presiden Jokowi,” kata Anindya Bakrie.

Meski pertumbuhan ekonomi kuartal pertama masih mengalami kontraksi 0,74 persen, Anin melihat apa yang dicapai itu masih lebih baik dibanding dengan negara-negara emerging market. 

“Kuartal kedua dan seterusnya pertumbuhan ekonomi akan bertumbuh signifikan dan optimis sesuai target pemerintah, yakni 7 persen,” jelasnya.

Selain itu, Anin yang sudah berkeliling ke seluruh Indonesia melihat betapa petani sawit dan karet demikian menikmati kenaikan harga yang signifikan. 

“Faktor kenaikan harga komoditas unggulan Indonesia yang menyerap tenaga besar mendorong membaiknya defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement