Sabtu 22 May 2021 08:11 WIB

Israel Hanya Sisakan Sepetak Tanah untuk Palestina

Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat al-Aqsha berada, selama perang Arab-Israel.

Rep: Sena Guler/ Red: Elba Damhuri
 Presiden Palestina Mahmoud Abbas menunjukkan peta negaranya pada 1917, 1937, 1947, 1967, dan 2020 dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York, 11 Februari.
Foto: EPA
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menunjukkan peta negaranya pada 1917, 1937, 1947, 1967, dan 2020 dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York, 11 Februari.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Turki akan terus menunjukkan kepada dunia bagaimana peta Palestina berubah sejak dimulainya pendudukan Israel.

"Seluruh dunia harus tahu apa negara teror Israel ini," kata Erdogan pada upacara pembukaan bagian ketujuh Jalan Raya Marmara Utara, Jumat.

Menyoroti pertemuan Majelis Umum PBB soal Palestina pada Kamis, Erdogan mengatakan, sidang itu berjalan sukses di bawah kepresidenan Volkan Bozkir, seorang diplomat Turki, dan dengan kehadiran Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, serta menteri luar negeri lainnya yang berdiri bersama menghadapi masalah itu.

"Mereka berbicara tentang bagaimana Palestina diduduki oleh negara teror Israel sejak 1947, dan diubah menjadi sebidang tanah (kecil) hari ini," kata Erdogan.

Gencatan senjata antara Israel dan Hamas, kelompok perlawanan Palestina, mulai berlaku pada pukul Jumat pukul 02.00 pagi waktu setempat.

Gencatan senjata yang ditengahi Mesir terjadi setelah 11 hari serangan udara Israel di Jalur Gaza yang diblokade.

photo
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, memberikan pidato pada pertemuan khusus Majelis Umum PBB tentang situasi di Palestina, di New York, Amerika Serikat, pada 20 Mei 2021. (Cem Özdel - Anadolu Agency) - (Anadolu)

 

Sebanyak 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak dan 39 wanita, tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak 10 Mei.

BACA JUGA: Sejak Menjajah, Israel Sudah Caplok 85 Persen Wilayah Palestina!

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement