Sabtu 22 May 2021 00:45 WIB

Ini Frekuensi Tidur Siang yang Ideal

Sebagian orang menganggap tidur siang adalah hal 'mewah' yang sukar didapatkan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Sebagian orang menganggap tidur siang adalah hal 'mewah' yang sukar didapatkan.
Foto: Flickr
Sebagian orang menganggap tidur siang adalah hal 'mewah' yang sukar didapatkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang dewasa mungkin menganggap tidur siang adalah hal 'mewah' yang sukar didapatkan di tengah padatnya kesibukan. Untungnya, aktivitas bekerja dari rumah selama pandemi memberi kesempatan untuk mencobanya.

Berbagai temuan ilmiah membuktikan tidur siang bermanfaat bagi fungsi kognitif seseorang, selain beberapa keuntungan lain. Sebenarnya, berapa lama waktu ideal untuk tidur siang agar mendapat manfaat optimal?

Baca Juga

Jika dilakukan dengan tepat, tidur siang singkat bisa membuat seseorang lebih fokus dan siaga setelah terjaga. Tingkat perhatian meningkat akibat pemulihan area otak sehingga mencegah ketidakstabilan di jaringannya.

Menurut sebuah penelitian, orang yang biasa tidur siang selama 30-90 menit memiliki kognisi keseluruhan yang lebih baik. Itu jika dibandingkan dengan orang yang tidur siang lebih lama, lebih singkat, atau yang tidak tidur siang sama sekali.

Riset lain yang digagas ilmuwan di Cina mengaitkan tidur siang secara teratur dengan fungsi kognitif lansia. Tim melibatkan 2.200 peserta berusia di atas 70 tahun tentang kebiasaan tidur siang serta meminta mereka menjalani serangkaian tes kognitif.

Dari hasil penelitian tersebut, tim menyimpulkan bahwa peserta yang terbiasa tidur siang memiliki risiko lebih rendah mengidap gangguan kognitif dibandingkan yang tidak tidur siang. Hasil itu terlepas dari tingkat pendidikan.

Meskipun tidur siang memiliki banyak efek positif jangka pendek, aktivitas ini tidak dianjurkan bagi pengidap insomnia. Karena tidur siang mengurangi rasa kantuk, seseorang bisa lebih sulit terlelap di malam hari.

Tidur siang juga harus dihindari dalam situasi di mana kinerja optimal dibutuhkan segera setelahnya, sebab mungkin perlu beberapa saat bagi seseorang untuk terjaga. Ada juga penelitian yang menunjukkan efek negatif sering tidur siang.

Studi tersebut mengaitkan tidur siang jangka panjang dengan indeks massa tubuh dan tekanan darah tinggi. Sampai sejauh mana tidur siang berbahaya atau bermanfaat karena temuan itu, masih belum diketahui secara pasti.

Tidur siang lazimnya lebih sering dilakoni oleh pekerja shift malam, pensiunan, perokok, pengidap gangguan tidur, serta pengidap obesitas. Sangat dianjurkan tidur siang karena mereka membutuhkan lebih banyak tidur.

Ketika rentang perhatian mulai goyah di pertengahan hari saat bekerja dari rumah, disarankan tidur hingga waktu istirahat makan siang. Tidur siang singkat 10-30 menit yang dijuluki "power-naps" efektif meningkatkan energi.

Jika punya waktu lebih lama, bisa memperpanjang waktunya antara 30-90 menit, yang diklaim bagus untuk mendukung memori dan kemampuan belajar. Pasalnya, tidur siang lebih lama akan meningkatkan aktivasi area otak bernama hipokampus.

Sementara, tidur siang selama satu hingga dua jam terbukti bermanfaat bagi keterampilan motorik serta kemampuan mengingat fakta dan peristiwa. Waktu yang lebih lama juga memungkinkan seseorang memasuki beberapa tahap tidur.

Selama fase tidur rapid eye movement (REM), otak hampir sama aktifnya dengan saat bangun. Aktivitas di berbagai wilayah otak ini menjadi alasan mengapa tidur REM mendukung memori jangka panjang dan memori emosional.

Otak memperkuat dan mengembangkan koneksi baru selama tidur REM, yang penting untuk peningkatan keterampilan motorik. Tidur lebih lama juga mengurangi koneksi yang tidak penting. Keseimbangan itu meningkatkan efektivitas kerja otak secara keseluruhan, dikutip dari laman Mic, Jumat (21/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement