Sabtu 22 May 2021 05:03 WIB

Tak Ada Perang Tanpa Suriah, tak Ada Damai Tanpa Mesir

Adagium tak ada Perang tanpa Suriah, dan tak ada damai tanpa Mesir kini masih berlaku

Suasana perang Yom Kripur.
Foto: google.com
Suasana perang Yom Kripur.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika

"Tiada perang tanpa Suriah dan tidak ada damai tanpa Mesir." Adagium ini populer di Israel dari tahun 1970-an. Kala itu Israel di keroyok negara-negara Arab yang dipimpin Suriah dan Mesir.

Bagi Israel itu disebut perang Yom Kippur karena perang bertepatan dengan perayaan hari raya Yahudi yang paling besar. Nama lainnya adalah Perang Ramadan, atau Perang Oktober. Dan juga dikenal sebagai Perang Arab-Israel 1973, tepatnya 6 sampai 25 Oktober 1973.

Perang tersebut sebagian besar terjadi di Sinai dan Golan — yang diduduki oleh Israel selama Perang Enam Hari 1967 — dengan beberapa pertempuran di Mesir Afrika dan Israel utara. Tujuan awal perang Mesir adalah menggunakan militernya untuk merebut pijakan di tepi timur Terusan Suez dan menggunakan ini untuk merundingkan kembalinya Sinai yang tersisa. 

Mengutip Wikipedia, perang ini akhirnya dimenangkan Israel. Meski pada awalnya kedodoran, tapi karena di bantu peralatan perang yang didatangkan dari Amerika Serikat. Israel yang awalnya tersudut bisa mengatasi serangan. Meski tak mutlak benar, tapi bagi Israel ini sangat menguntungkan posisinya. Dan yang paling penting tercapainya 'political gains' dengan Mesir melalui perjanjian Camp David pada 1978.

Here's How the Camp David Accords Impacted the Middle East - HISTORY

Keterangan foto: Anwar Sadar (kiri) bersamalam dengan Menachem Begin (kanan), Jimmy Carter (tengah) di acara penandatangan Perjanjian Camp David 1978.

Lalu Mesir bagaimana? Hasilnya masih lumayan. Mereka tidak mengalami kekalahan total. Uni Soviet saat itu turun tangan. Maka munculah krisis energi dunia, di mana negara-negara Arab menanggapi kekalahan ini dengan menahan produksi minya dunia. Akibatnya harga minyak melambung. Di mana-mana terjadi antri bahan bakar, termasuk di Amerika Serikat.

Bagi Israel meski menang, tapi mereka juga koyak moyak. Usai perang di Israel timbul protes dan krisis politik. Akibatnya, Perdana Menteri Golda Meir dan Menteri Pertahanan Moshe Dayan dari Partai Buruh serta Panglima Angkatan Bersenjata Israel, David Eliazar  harus mengundurkan diri.

Dan nasib buruk juga terjadi di Mesir di mana kemudian Anwar Sadat ditembak mati oleh tentaranya sendiri kala menghadiri sebuah parade militer.

Egyptian Soldiers celebrate the crossing of the Suez canal, 1973. : arabs

Keterangan foto: Tentara Mesir merayakan keberhasilannya menyeberangi Terusan Suez pada perang Yom Kippur.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement