Jumat 21 May 2021 20:22 WIB

IBC Buka Peluang Bentuk 6 Joint Venture untuk Pabrik Baterai

IBC menargetkan jadi produsen nikel sulfat global dengan produksi tahunan 50-100 kton

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Terminal pengisian baterai kendaraan listrik (ilustrasi)
Foto: VOA
Terminal pengisian baterai kendaraan listrik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Battery Company (IBC) atau holding baterai membuka peluang untuk memperlebar kesempatan joint venture (JV) untuk pengembangan industri baterai dari hulu sampai hilir. Saat ini, IBC baru mengantongi dua JV baik di sisi hulu maupun di sisi midstream.

Ketua Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik atau Electric Vehicle (EV) Battery Agus Tjahajana Wirakusuma menjelaskan perusahaan patungan yang nantinya akan dibentuk oleh konsorsium dan investor bisa lebih dari yang sudah direncanakan awal. Sebab, dari pengembangan yang ada ternyata pengembangan industri baterai butuh beberapa pabrik.

Baca Juga

“Jadi bisa dibayangkan dari nikel ore ke nikel kobalt sulfat ada 1 pabrik jadinya 1 joint venture. Nanti masuk ke battery precursor, ada 1 joint venture lagi terus ke katoda bisa 1 joint venture. Kemudian untuk battery cell akan 1 joint venture, dan ke pack juga 1 joint venture lagi,” ujar Agus dalam sebuah webinar, Jumat (21/5).

Setidaknya ada 3 ambisi yang ingin dikejar IBC di tahun 2025 mendatang. Pertama, menjadi produsen nikel sulfat global dengan produksi tahunan 50-100 kton untuk melayani ekspor global dan permintaan lokal.

Kedua,memanfaatkan hulu untuk membangun rantai nilai tengah dan hilir yang kuat serta menjadi produsen prekursor dan katoda global dengan output tahunan 120-240 kton untuk diekspor dan digunakan secara lokal. Ketiga, menjadi pemain regional untuk sel baterai dan pusat manufaktur electric vehicle di Asia Tenggara.

“Jadi oleh karena itu kalau hilirnya belum, kami akan turun sedikit ke material antara, katoda. Kalau masih kelebihan juga, kami akan main di hulu,” terang Agus.

Perihal pencarian mitra, dia menerangkan bahwa pihaknya telah melakukan penjajakan kerja sama ke sebanyak 11 perusahaan baterai global. Agus bilang, penjajakan ke sebagian perusahaan baterai tersebut berlanjut hingga sekarang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement