Jumat 21 May 2021 19:05 WIB

Berbatov Lihat Kemiripan Situasi Kane, dengan Kisahnya

Sejumlah elite Negeri Ratu Elizabeth mulai mengantre tanda tangan Kane.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Dimitar Berbatov saat masih berseragam Spurs.
Dimitar Berbatov saat masih berseragam Spurs.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dimitar Berbatov mengomentari situasi Harry Kane. Ia melihat cerita yang berulang.

Beberapa pekan terakhir, Kane terang-terangan ingin keluar dari Tottenham Hotspur. Dalam perbincangan dengan Gary Neville, kapten tim nasional Inggris itu merasa berada di momen persimpangan dalam karirnya.

Saatnya, ia membuat kepastian. Namun terlebih dahulu sang penyerang harus bisa 'menaklukkan' Chairman Spurs, Daniel Levy.

Menurut Berbatov, apa yang terjadi pada Kane, mirip dengan kejadian dalam hidupnya. Pada 2008 lalu, pria Bulgaria itu ingin meninggalkan the Lilywhites.

Ia sudah memprediksi pembicaraan antara pihaknya dengan Levy bakal berlangsung tegang. Sebab dirinya yang meminta keluar.

"Itu menjadi pengalaman yang berbeda dari setiap pemain. Beberapa percaya diri, mereka menuju ke sana dengan kepala terangkat tinggi, dan ada juga yang sangat gugup dan tegang," kata Berbatov, dikutip dari Daily Mail, Jumat (21/5).

Ia berada di tengah. Di satu sisi, ia berada dalam kepercayaan diri tinggi lantaran mengikuti kata hati. Namun pada saat yang sama, ia sedikit gugup.

Para penggemar dan klub bakal kecewa. Itu konsekuensinya.

Berbatov bersama agen dan pengacaranya terlibat diskusi menegangkan dengan klub. Pada akhirnya sosok yang pernah membela Bayer Leverkusen itu keluar dari White Hart Lane, dan menuju Manchester United.

"Itu momen yang aneh, karena anda tahu anda akan mengecewakan banyak orang, dan anda harus kuat mengikuti jalan anda. Itu yang terjadi dalam sepakbola," ujar sosok yang kini berusia 40 tahun itu.

Berbatov menegaskan, keinginan untuk dilepas, hal normal dalam jagat lapangan hijau. Selain dirinya, saat ia berkostum MU, ia menyaksikan langsung Wayne Rooney meminta dilepas.

Menurutnya saat-saat seperti itu, bisa membawa ketegangan dalam tim. Oleh karenanya, sang pemain tak perlu terfokus pada hal tersebut, ketika mentas di lapangan, atau sewaktu berada di kamar ganti.

"Anda hanya berharap, ini bisa terselesaikan secepat mungkin, demi kebaikan tim," tutur Berbatov.

Sejumlah elite Negeri Ratu Elizabeth mulai mengantre tanda tangan Kane. Duo Manchester dan Chelsea terlibat dalam perburuan sang bomber.

Spurs berkeras striker 27 tahun itu takkan dijual. Apalagi ke klub rival mereka di liga domestik.

Tottenham merasa berada dalam posisi unggul jika bernegosiasi. Pasalnya kontrak Kane di klub tersebut, masih tiga tahun lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement